Alumnus FTP UGM Sebut Komoditas yang Bisa Dikembangkan untuk Pulihkan Lahan Gambut Indonesia

530
Alumnus FTP UGM ini menyebut, BRG dan UGM telah bekerja sama untuk penanaman kenaf di gambut, yang direncanakan pada tahun 2021 di Pulau Pisang (Kalteng), Kubu Raya (Kalbar), dan OKI (Sumsel). Foto: Ist
Alumnus FTP UGM ini menyebut, BRG dan UGM telah bekerja sama untuk penanaman kenaf di gambut, yang direncanakan pada tahun 2021 di Pulau Pisang (Kalteng), Kubu Raya (Kalbar), dan OKI (Sumsel). Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Sesuai dengan Perpres No.1 tahun 2016, Badan Restorasi Gambut ditugaskan untuk memfasilitasi dan mengkoordinasi stakeholders yang berkaitan dengan gambut.

Hal itu dilaksanakan mulai tahun 2016-2020 untuk 2,6 juta ha lahan.

Kepala Pokja Penelitian Restorasi pada Kedeputian Bidang Litbang, Badan Restorasi Gambut, Ir. Cyprianus Nugroho Sulistyo Priyono, M.Sc., mengatakan bahwa ada tujuh provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran.

Yakni Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan satu provinsi di Papua.

“Setiap tahun kami mendapat target persentase lahan gambut yang harus kami restorasi. Dari tugas yang diberikan, dari lahan seluas 2 juta ha, kami fokus pada area-area bekas kebakaran.”

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan

“Kemudian kami berusaha mengembalikan ekosistem gambut menjadi basah,” tuturnya, beberapa waktu lalu.

Untuk bergerak di kawasan konservasi, BRG bergerak bersama pihak KLHK.

Perlu diketahui, pihak yang bertanggungjawab dan berwenang untuk mengatasi persoalan lahan gabut tidak hanya BRG, tetapi juga melibatkan KLHK, Dinas Kehutanan Provinsi, masyarakat dan LSM, serta dinas terkait.

Ada pun pendekatan restorasi yang digunakan meliputi rewetting (R1), mengembalikan ekosistem gambut menjadi basah dengan berbagai teknologi.

Lalu revegetasi (R2), mengembalikan vegetasi gambutnya. Terakhir, ada revitalisasi sosial ekonomi (R3), kaitannya dengan upaya menguatkan ketahanan pangan.

Baca juga: Perjalanan Gabriel Asem Membangun Tambrauw yang Awalnya Hanya Berupa Perbukitan dan Pantai