Alumnus FISIPOL UGM Banyak yang Jadi Menteri, Ini Alasannya

2683

Baca juga: Psikolog Alumnus UGM Paparkan Cara Memberikan Pertolongan Psikologis Awal untuk Masyarakat di Masa Krisis

Kemampuan ini dibutuhkan karena beberapa literatur yang digunakan untuk bahan kuliah menggunakan bahasa Inggris.

“Untuk HI kesannya susah kan ya Bahasa Inggrisnya harus bagus, kalau ketemu mahasiswa asing  tidak asyik kan kalau tidak bisa berbahasa Inggris,” ucap Wawan.

“Tetapi untuk program reguler tentu ini bukan syarat pokok untuk mahasiswa reguler, yang diharuskan adalah untuk IUP, rata-rata yang diterima di program HI skor IELTS-nya mencapai 7 hingga 8,” terangnya.

Wawan juga mengungkap perbedaan antara program studi pendidikan Sosiologi dan Ilmu Sosiologi, yang kerap dipertanyakan oleh para peminat Sosiologi.

“Yang banyak dipelajari di Departemen Sosiologi UGM lebih banyak pada aspek teoretis, perkembangan pemikiran, dan prospektif,” ujar Wawan.

Baca juga: KAGAMA Rejang Lebong Sumbangkan Bantuan untuk Masyarakat Terimbas Covid-19

“Apakah bisa menjadi guru? Jika kelak ingin jadi guru SMP atau sma bisa pindah ke S2 Pendidikan Sosiologi UGM,” imbuhnya.

Selain itu, ada satu pertanyaan yang dianggap nyeleneh. Salah seorang warganet bertanya mengapa alumnus FISIPOL UGM banyak yang menjabat sebagai menteri.

“Yang kita pelajari bukan hanya soal ilmu sosial, politik dan sebagainya, melainkan juga soal karakter kepemimpinan, kemampuan organisasi, kebiasaan bernegosiasi, menyampaikan pendapat,” tutur Wawan.

“Dengan skil yang macam-macam tadi, alumni FISIPOL dan fakultas lain tentu memiliki modal untuk karier selanjutnya di masa depan. Untuk jadi menteri ya tunggu 30 sampai 40 tahun lagi,” imbuhnya.

Seperti diketahui, ada beberapa menteri yang bergabung ke Kabinet Presiden Joko Widodo.

Menteri-Menteri tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

Sebelum periode Presiden Jokowi, ada juga Roy Suryo (Menpora), Andi Alfian Mallarangeng (Menpora), Yahya Muhaimin (Menteri Pendidikan Nasional), Muhaimin Iskandar (Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi), Mahadi Sinambela (Menpora), Tufiq Effendi (Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara). (Ez/-Th)

Baca juga: Ketua KAGAMA Canberra Terharu dengan Upaya KBRI Obati Rindu WNI akan Ramadan di Tanah Air