KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan warung, restoran, dan hotel sepi pengunjung.
Pelaku usaha di tiga bisnis tersebut tentu saja mengalami krisis.
Namun, apa yang mereka alami juga terjadi pada para petani.
Akibat pandemi, hasil panen sayur petani kini tak terserap optimal karena menurunnya permintaan dari tiga bisnis di atas. Alhasil, sayur mayur kelebihan pasokan dan menumpuk.
Fenomena ini lantas disadari oleh salah seorang aktivis KAGAMA Gelanggang, Iqbal Tuwasikal.
Baca juga: Ketua Program Profesi Apoteker UGM: Masyarakat Tidak Perlu Ikut-ikutan Konsumsi Deksametason
Iqbal dan rekan-rekannya di KAGAMA Gelanggang lantas sepakat mendirikan gerakan untuk membantu memasarkan hasil panen petani. Gerakan itu lalu dinamai Genduli (Gelanggang Peduli Petani).
Iqbal mengaku bahwa Genduli berawal dari perkenalan saya dengan Petani Merapi Merbabu yang kebanyakan adalah anggota Komunitas Lereng Merapi (KLM).
Orang pertama yang mengenalkan dia kepada para petani di sana adalah Ketua Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana KAGAMA Gelanggang, Indrawan (Mas Capung).
“Para petani sayur tersebut ‘curhat’ kalau sedang mengalami kesulitan menjual hasil panen mereka di masa pandemi Covid-19,” ucap Iqbal kepada Kagama.
“Sayurnya tidak laku, kalau pun laku harganya sangat rendah. Tujuan yang ingin kami capai adalah bagaimana menggerakkan roda ekonomi para petani sayur di masa pandemi ini,” terangnya.
Baca juga: Wawali Heroe: UMKM Jogja Harus Menjamin Rasa Aman Wisatawan di Era Normal Baru