Baca juga: Momen Haru Mengiringi Kunjungan Bupati Puncak ke Distrik Doufo
“Yakni ketika Indonesia Raya (Full 3 stanza) dikumandangkan di ketinggian 1.350 mdpl dengan berparalayang,” sambung jebolan Antropologi UGM ini.
Latief menjelaskan, dirinya bukannya mencari sensasi dengan mengajak Gendon untuk tandem demi merealisasikan idenya.
Dia pun sadar bahwa lazimnya lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan dengan sikap sempurna.
Meski begitu, dia juga menyatakan bahwa tidak mengabaikan kelaziman tersebut.
Baca juga: UGM Kantongi 603 Paten Setelah Ciptakan 19 Hasil Inovasi
Satu-satunya niat yang ada di aksi mereka adalah sebagai pengingat kepada bangsa Indonesia.
“Kita memiliki lagu kebangsaan yang hebat, yang terdiri dari 3 stanza,” ucap Latief.
“Selama ini yang diperkenalkan dan dinyanyikan sebatas stanza 1 saja. Stanza yang lain, nyaris tidak dikenal dan sudah lama ditinggalkan.”
“Padahal kalau kita resapi dan hayati, syair di lagu Indonesia Raya 3 stanza tersebut bisa menjadi harapan dan do’a bagi bangsa dan negara Indonesia yang sangat luar biasa,” pungkasnya.(Ts/-Th)
Baca juga: Gubernur BI Alumnus UGM Sebut Ekonomi Indonesia Tahan terhadap Virus Corona
