Ajukan KPR atau Bangun Rumah Sendiri?

1051
Milenials kini banyak mengeluhkan tingginya cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan harga tanah yang juga terbilang mahal.(Foto: republika.co.id)
Milenials kini banyak mengeluhkan tingginya cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan harga tanah yang juga terbilang mahal.(Foto: republika.co.id)

KAGAMA, BULAKSUMUR – Setelah memiliki penghasilan sendiri, banyak di antara pekerja yang mulai memikirkan masa depan mereka. Salah satunya yaitu rencana untuk memiliki rumah sendiri.

Milenials kini banyak mengeluhkan tingginya cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan harga tanah yang juga terbilang mahal. Di antara milenials ini kemudian merasa putus asa dan sempat berpikir bahwa di masa depan mereka akan kesulitan mempunyai rumah.

Dewasa ini banyak penawaran menarik di dunia properti berupa rumah minimalis. Milenials biasanya akan berpikir soal kepraktisan, sehingga minat mereka terhadap rumah minimalis ini juga cukup tinggi.

Namun, harga rumah tersebut juga tak bisa dibilang murah. Misalnya saja di daerah Yogyakarta, khususnya Sleman. Menurut berbagai sumber, harga rumah di Sleman dengan tipe 36 rata-rata sudah mencapai kurang lebih 350 juta khusus daerah pinggiran.

Pembelian bisa dengan cara tunai maupun kredit, supaya lebih ringan pelunasannya. Tetapi, jika dihiung-hitung, cicilan perbulan pun terbilang besar karena ditambah bunga.

Dengan harga fantastis ini, milenials Yogya sempat berpikir mustahil membeli rumah, mengingat besaran UMR di Yogya masih rendah.

Ada sebuah saran dari seseorang yang viral di media sosial, terkait alternatif lain supaya kita tetap punya rumah sendiri, yaitu dengan membangun rumah. Jika anda setuju ingin membangun rumah, maka anda harus terlebih dulu membeli tanahnya. Kemudian membangun sendiri secara bertahap.

Sebelumnya pelunasan rumah bisa diringankan dengan kredit, demikian juga dengan membangun rumah di atas tanah sendiri. Anda bisa bangun dulu rumah standar, minimal bisa untuk berlindung dan beraktifitas.

Kemudian penambahan pagar rumah, mengecat tembok, dan lain sebagainya bisa anda cicil. Walaupun begitu, harga tanah juga tak semurah yang dikira. Di Yogyakarta, harga tanah sudah mencapai 1-5 juta per meter persegi untuk daerah kota.

Mengingat kedua pilihan ini memiliki keuntungan dan risiko biaya yang sama-sama besar, tentu memerlukan pertimbangan. Merujuk dari berbagai sumber, berikut perbedaan mendasar tentang KPR dan membangun rumah sendiri.

  1. Kelebihan mengajukan KPR

Mengajikan KPR ebih praktis, menjadi alasan utama keluarga kecil zaman sekarang untuk membeli rumah. Fasilitas dan lingkungan cukup terjamin. Mulai dari keamanan, kenyamanan, dan kemudahan sudah tersedia.

Anda tak perlu repot melakukan survei tanah, hanya dengan mengajukan KPR di bank dan membayar 30 persen harga rumah, anda sudah bisa menempati rumah tersebut. Intinya anda sudah menerima rumah siap huni.

Harga rumah juga cenderung stabil, sehingga anda bisa memprediksikan dana yang harus disiapkan. Sisa uang yang ada bisa anda alokasikan untuk kebutuhan lain.

2. Kekurangan mengajukan KPR

Rumah siap huni memiliki kekurangan. Setelah membeli, desain rumah mungkin tidak sesuai keinginan anda, sehingga anda perlu mengeluarkan biaya lagi untuk renovasi. Jika anda kurang teliti, biaya renovasi ini pun bisa menjadi cukup besar.

Akhirnya, setelah ditotal dengan biaya pembelian rumah, anda akan sadar bahwa memiliki rumah siap huni terbilang mahal. Selain itu, anda jangan lupa untuk menyisihkan sebagian gaji anda untuk cicilan KPR. Prioritaskan tagihan ini dibandingkan yang lain.

3. Kelebihan membangun rumah sendiri

Berbeda dengan pembayaran cicilan KPR yang sudah terjadwal, kredit membangun rumah anda sendiri yang menentukan. Anda bisa membuat sendiri blueprint rumah sebagai panduan dalam mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Dengan memiliki IMB, anda bisa berhemat dan terhindar dari pungutan liar.

Untuk desain rumah, anda bisa buat sesuai selera. Ruang dan perabotan bisa diatur sendiri sesuai dengan kebutuhan dan budget yang anda punya.

4. Kekurangan membangun rumah sendiri

Membangun rumah sendiri mungkin akan membuat anda sedikit repot. Anda harus menyempatkan waktu untuk melakukan survei lahan dan mengurus surat-suratnya setelah membeli.

Selanjutnya anda juga perlu mengumpulkan bahan bangunan dan menunggu proses pembangunan rumah yang bisa saja memakan waktu lama. Sementara menunggu proses pembangunan, anda perlu mengeluarkan biaya lagi untuk mengontrak rumah sebagai hunian sementara.

Dengan adanya perbedaan ini, sudahkah anda menentukan pilihan rumah impian anda?(Kinanthi)