Ahmad Ashari Temukan Prinsip Hidup Saat Bergabung dengan HMI Komfak MIPA

1143

Baca juga: Indonesia dan Tiongkok Tingkatkan Kerja Sama Investasi dan Pariwisata

Dikenal sebagai Mahasiswa yang Serius dan Tidak Banyak Bicara

Ketika ditanya soal momen-momen yang berkesan selama menjadi mahasiswa, Ahmad mengaku tidak memiliki pengalaman yang terlalu spesial.

“Teman-teman melihat Saya ini orangnya serius dan tidak banyak bicara. Saya bicara saat perlu saja. Main bareng teman juga kadang-kadang saja,” ungkap Ahmad.

Dia juga bercerita, masa studi S1-nya lebih dari 5 tahun (meskipun ijazah sarjana muda diperoleh tepat 3 tahun), karena terkendala oleh program KKN yang pelaksanaannya ketika itu mundur.

“Jadi, bukan karena kuliahnya yang nggak selesai-selesai. Tetapi, karena sekitar tahun 1985 saat Pemilu, tidak boleh ada KKN, dikhawatirkan ada politik praktis,” ujar Ahmad.

Belum sempat mengajar, pasca meraih gelar sarjananya pada 1988, Ahmad langsung melanjutkan studi S2-nya di Universitas Indonesia pada 1989.

Dia kemudian kembali ke UGM dan mulai aktif mengajar pada 1992.

Selain mengajar dan banyak membantu prodi, Ahmad juga menyibukkan diri di Pusat Komputer (PUSKOM) UGM (sekarang DSSDI).

Baca juga: Menlu Retno Marsudi Dorong Keterlibatan Perempuan dalam Demokrasi

Kemudian pada 1998 Ahmad melanjutkan studi S3-nya di Vienna University of Technology, Austria.

Pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur ini mulai menduduki jabatan struktural di Fakultas MIPA UGM sebagai Kepala Laboraturium Elektronika dan Instrumentasi sekitar tahun 2005.

Selanjutnya pada 2010 dia menjabat sebagai Kepala Laboraturium Sistem Komputer dan Jaringan dan pada Januari 2016 menjabat sebagai Ketua prodi S1 Elektronika dan Instrumentasi hingga saat ini.

Dosen yang saat ini menjabat sebagai Kaprodi S1 Elektronika dan Instrumentasi ini, mengimplementasikan ilmunya di kehidupan sehari-hari.

Saat menempuh studi S2-nya di UI, Ahmad kerap membantu teman-teman kos memperbaiki komputer mereka yang bermasalah.

Hal ini juga masih kerap dia lakukan ketika di rumah.

“Barang-barang elektronik di rumah yang rusak, kadang bisa Saya perbaiki sendiri,” ujar bapak empat anak ini.

Baca juga: Mimpi Penerima Beasiswa BPD DIY, Ingin Kuliah ke Belanda