Ada Wajah Ibu Kota Baru di Pameran Arsitektur WA+U KATAGAMA

813
karya seni yang berjudul Cuplikan Konsep Ibu Kota Baru ini sangat menggambarkan UGM. Foto: Kinanthi
karya seni yang berjudul Cuplikan Konsep Ibu Kota Baru ini sangat menggambarkan UGM. Foto: Kinanthi

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pameran arsitektur Week of Art, Archietecture and Urbanism (WA+U) yang digelar pada 15-21 Desember 2019 di PKKH UGM, menyuguhkan karya para alumni Departemen Arsitektur UGM.

Gelaran ini juga dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-70 dan Lustrum ke-14 UGM.

Karya seni yang dipamerkan bukan hanya buatan arsitek.

Tetapi, juga para alumnus yang berprofesi di bidang lain, seperti fotografer, fashion designer, pengusaha hotel, developer software dan robot, peneliti, dan banyak lagi.

“Pameran ini menggunakan dua lantai. Lantai atas untuk karya-karya alumni yang sudah established, punya track record, dan konsisten. Lalu di lantai bawah untuk area komunitas dan alumni-alumni yang masih muda,” ujar Ketua Pelaksana, Bernard Sihombing, dalam acara Press Tour event WA+U, pada Rabu (18/12/2019).

Tidak masalah karya itu bagus atau jelek, yang menjadi benang merahnya, kata Bernard, yaitu karya tersebut bermanfaat bagi orang lain (migunani).

Karya berjudul Badai Literasi. Foto: Istimewa
Karya berjudul Badai Literasi. Foto: Istimewa

Baca juga: Bebas dari Penyakit Musim Hujan ala Serat Primbon Jampi Jawi

Konsep pameran meskipun terlihat modern, memiliki dua filosofi yang disampaikan yakni berkembang dan berkesinambungan.

Bernard mengatakan, sudah saatnya seniman kembali mennerjemahkan konsep mereka dengan karya yang bisa dinikmati masyarakat luas.

Di lantai pertama, ada karya seni fotografi, sketsa, boutique hotel, ecoprint, kompilasi, dan sebuah karya seni yang menggunakan teknologi virtual reality (VR).

Tidak jauh dari pintu masuk, ada instalasi milik Onno Mayasari, berjudul Badai Literasi.

Karya ini menggabungkan replika otak manusia yang dikelilingi ribuan sim card provider berbentuk spiral layaknya badai.

Baca juga: Hendra Amijaya, Jadi Pelatih Silat di Luar Kesibukan Akademik