Ada Peran Sardjito di Balik Penanganan Pandemi Influenza di Indonesia Abad ke-20

737

Baca juga: Pesan Ganjar Pranowo kepada KAGAMA Lampung Terkait Virus Corona

Pencatatan dengan periode serupa pun dilakukan pada 2018 yang semula menghasilkan angka 229.566 menjadi 359.241 kasus.

Adapun kepulauan Indonesia timur diperkirakan menjadi wilayah terparah.

Di Lombok, sejumlah 36.000 orang dilaporkan meninggal dunia.

Fakta tersebut kemudian membuat Sardjito kembali mendalami influenza.

Yaitu saat pria kelahiran 13 Agustus 1989 ini menuntut ilmu di Universitas Amsterdam (1920-1922).

Saat belajar di Universitas Leiden (1922-1923), Sardjito mengambil fokus untuk mempelajari penyakit-penyakit wilayah tropis.

Penemu vaksin typus, kolera, dysentri, staflokoken, dan streptokoken ini telah berpulang pada 5 Mei 1970 dalam usia 80 tahun. (Ts/-Th)

Baca juga: Kesan Para Tokoh Pendahulu terhadap Dirut Perum Perhutani yang Baru