Ada Pedestrian Malioboro di Moskow

861
Pemda DIY menghadirkan suasana pedestrian Malioboro dalam Festival Indonesia ke-4 di Taman Krasnaya Presnya, Moskow, Russia. Foto: Taufiq
Pemda DIY menghadirkan suasana pedestrian Malioboro dalam Festival Indonesia ke-4 di Taman Krasnaya Presnya, Moskow, Russia. Foto: Taufiq

KAGAMA.CO, MOSKOW – Jika selama ini para wisatawan mancanegara menikmati suasana Malioboro di Jogja, kali ini suasana Malioboro dibawa ke mancanegara.

Pemda DIY menghadirkan suasana pedestrian Malioboro dalam Festival Indonesia ke-4 di Taman Krasnaya Presnya, Moskow, Russia.

Acara bertajuk ‘Visit Wonderful Indonesia: Enjoy Your Tropical Paradise’ ini digelar oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Federasi Rusia merangkap Republik Belarus (KBRI Moskow) pada 2-4 Agustus 2019.

Duta Besar Republik Indonesia di Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M Wahid Supriyadi mengatakan Festival Indonesia merupakan ajang promosi perdagangan, investasi, pariwisata dan seni budaya terpadu sebagai bagian dari diplomasi ekonomi Indonesia di Rusia.

Tahun ini daerah yang mewakili Indonesia cukup representatif, dari Aceh sampai Papua.

Booth Jogja paling besar dibanding 1000 an peserta dan 177 booth lainnya. Foto: Istimewa
Booth Jogja paling besar dibanding 1000 an peserta dan 177 booth lainnya. Foto: Istimewa

“Festival Indonesia ke-3 pada 3-5 Agustus 2018 dikunjungi lebih dari 135 ribu orang warga Rusia. Festival Indonesia ke-4 akan lebih besar dan meriah dari festival-festival sebelumnya karena kehadiran lebih banyak Pemerintah Daerah dan pelaku usaha utama,” ujar alumnus Sastra Inggris UGM itu kepada KAGAMA, usai meninjau lokasi pameran, pada Jumat (2/8/2019) waktu setempat.

Becak, Malioboro, dan Tugu

Dalam festival yang digelar di taman seluas 16,5 di pusat kota itu, Pemda DIY mendapat tempat istimewa.

Pasalnya, booth Kota Batik ini terletak di depan pintu utama dan paling luas dibanding booth yang lain.

Dalam booth berukuran 10×20, Pemda DIY mendisplay aneka produk unggulan Usaha Mikro , Kecil dan Menengah UMKM khas Jogja, potensi pendidikan, dan aneka pariwisata yang berjumlah 18 stan, serta pertunjukan kebudayaan.

Produk-produk UMKM tersebut antara lain kerajinan kulit, kayu, batuan alam, batik, manufaktur, furnitur, hingga kuliner kualitas ekspor.

Menurut venue manajemen pameran, Itock van Diera, Pemda DIY ingin menghadirkan suasana Jogja tempo dulu.

Menurut Itock, selama ini Jogja dikenal sebagai kota yang semrawut dan macet.

Hal itulah yang membuat pihaknya ingin menghadirkan suasana Jogja yang berbeda.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono meninjau booth Pemda DIY. Foto: Taufiq Hakim
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono meninjau booth Pemda DIY. Foto: Taufiq Hakim

Pedestrian Malioboro dipilih untuk mengembalikan suasana Jogja tempo dulu, yang jauh dari kesan semrawut seperti kini.

“Dalam konteks pameran, kalau ingin menjual produk unggulan kita, gerbangnya adalah pariwisata. Yang penting para pengunjung tertarik dulu,” ujar Itock yang menyiapkan pameran ini selama dua bulan.

Di depan pintu booth Pemda DIY, terpampang plang Jalan Malioboro dan sebuah becak.

Menurut Itock, becak merupakan angkutan tradisional yang sudah tergeser. Tapi orang luar tertarik.

Di dalam booth Pemda DIY, didesain persis seperti sepanjang Malioboro.

Booth didesain terdapat jalan yang membujur dari depan ke belakang, berujung pada replika Tugu Jogja setinggi 4 meter.

Di dalam booth dibangun replika tembok gedung bersejarah yang terletak di ujung utara Jalan Malioboro Jogja, bangku yang terbuat dari batu, hingga lampu-lampu kota di kanan-kiri jalan.

Di sisi kanan dan kiri jalan, terdapat stan 18 produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) khas Jogja berkualitas ekspor.

” Di Indonesia, Jogja jadi barometer. Kami juga ingin menampilkan bahwa Industri UMKM bagian dari budaya,” imbuh Itock. (Taufiq Hakim)