Ada Campur Tangan Gerakan Keagamaan Radikal di Balik Kemerdekaan Indonesia

903
Citra gerakan keagamaan radikal saat ini kontras dengan perannya terhadap Indonesia pada masa lalu. Foto: Istimewa
Citra gerakan keagamaan radikal saat ini kontras dengan perannya terhadap Indonesia pada masa lalu. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Berbagai fenomena pelik yang terjadi di Indonesia disebut-sebut didalangi oleh gerakan keagamaan radikal.

Pasalnya, gerakan keagamaan radikal diklaim mencuci otak dan menghimpun massa untuk melakukan tindakan-tindakan teror.

Seperti halnya Jemaah Islamiah yang dituding sebagai kelompok yang bertanggung jawab terhadap insiden Bom Bali 1 (2002), Bom Bali (2005), dan Bom Kuningan (2009).

Gara-gara itu, narasi yang berkembang di masyarakat mengkategorikan gerakan keagamaan radikal anti-nasionalisme dan menentang slogan NKRI Harga Mati. 

Namun, tidak dinyana gerakan keagamaan radikal dahulu memiliki kaitan dengan perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Fenomena ini ditemukan oleh Ronald Adam yang membaca tesis berjudul Religious People’s Reaction towards Dutch Colonialism in Javanese Villages 1870-1930’s. 

Tesis CRCS UGM tahun 2003 tersebut ditulis oleh Arif Akhyat.

Baca juga: Pakar UGM Ungkap Cara Penularan Virus Corona yang Kerap Tidak Disadari

Ronald mengatakan, tesis itu membabar tentang reaksi gerakan keagamaan di Jawa dalam menanggapi kebijakan ekonomi-politik Belanda.

Namun, tidak ada pola umum di dalam tesis itu yang bisa menjelaskan jenis perlawanan keagamaan di Jawa pada periode 1870-1930.

Hanya saja, Ronald menilai, hampir seluruh sejarawan sepakat bahwa Belanda memberikan istilah kepada mereka sebagai ‘radikal’.

Perlawanan dimulai ketika Belanda hendak melakukan reformasi sektor agraria.

Yakni salah satunya satunya memberlakukan kebijakan Agrarische Wet (1870) pasca-tanam paksa.

Kebijakan bernapaskan ekonomi liberal ini membuat Belanda mengklaim kedaulatan di seluruh pulau Jawa.

Kecuali daerah kerajaan-kerajaan Islam seperti Mataram Islam (Yogyakarta, Surakarta, Mangkunegara, Pakualaman).

Baca juga: Menteri Basuki Dukung Penuh Piala Dunia U-20 2021