5 Poin Landasan Penting Rimbawan KAGAMA bersama Gerakan Masyarakat Peduli Hutan Indonesia

402

Baca juga: Kisah Agung, Wisudawan Terbaik Fakultas Geografi yang Punya Cita-cita Berseberangan dengan Keinginan Ortunya

“Atas dasar kesadaran untuk mau dan berani mengakui dan ikut bertanggungjawab atas kondisi hutan dan SDH,” ujar Transtoto.

“Hal itulah membuat kami semua bertekad ikut membantu pemerintah membangun kembali kejayaan fungsi hutan dan SDH kita, inti lingkungan hidup, life supporting system yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan dan kesejahteraan bangsa,” terang pria asal Jogja ini.

Kedua, pria yang lahir pada 6 Maret 1951 ini mengatakan, GMPHI adalah murni gerakan moral. Sehingga, sama sekali tidak bermuatan politik.

“Tidak ada, dan tidak boleh ada, kepentingan lain yang bersifat kelompok maupun pribadi. GMPHI murni dibentuk untuk kebaikan hutan kita,” kata Transtoto.

“GMPHI adalah ajang silaturahmi dari setiap orang yang bekerja, memanfaatkan, berketerkaitan.”

Baca juga: KAGAMA Lari untuk Berbagi Jadi Juara Tanpa Piala di TEKAGAMA Relay Run 2020

“Maupun siapa pun yang peduli dan mencintai kelestarian hutan dan SDH beserta ekosistem lingkunganya untuk kemaslahatan kehidupan umum umat dan bumi. Tekad bulat kita bersama adalah: hutan tidak boleh hilang!

Ketiga, masih menurut Transtoto, GMPHI merencanakan mendeklarasikan tekad perjuangan dan menyusun berbagai solusi pembangunan kehutanan serta lingkungan, sebagai saran dan masukan positif bagi pemerintah.

Hal itu dilakukan guna menyamakan visi, misi dan komitmen.

“GMPHI juga akan selalu  tanpa lelah aktif mengajak semua pihak yang terkait,” tutur Transtoto.

“Yakni untuk memperlakukan hutan dan SDH beserta ekosistem lingkungannya dengan bijak dan sebaik-baiknya. Serta dengan hati yang bersih tanpa kecurangan (no cheating) bagi kepentingan masa depan bangsa dan negara,” sambungnya.

Baca juga: KAGAMA Virtual Ajak Masyarakat Bantu Sumbang Sepatu untuk Siswa SMPN 1 Turi