21 Bulan Gabriel Asem di UGM yang Berbuah Perubahan bagi Tambrauw, Papua Barat

1701

Baca juga: 3 Misi Joko Martono Pimpin KAGAMA Kaltim Jelang Perpindahan Ibu Kota Negara

Meski begitu saat ditanya tempat mana yang spesial di Jogja, dia tidak memiliki pilihan.

Gabriel hanya mengaku sempat beberapa kali piknik ke pantai selatan.

Kembali ke soal UGM, masa-masa kuliah Gabriel tergolong cukup singkat.

Ya, dia meraih gelar M.Si. kurang dari dua tahun, atau secara spesifik 21 bulan!

Kendati demikian, dampak persinggahan di Kampus Kerakyatan ini benar-benar dirasakan Gabriel.

“Saya sangat memanfaatkan ilmu ekonomi pembangunan saat belajar di kampus,” ucap ketua KAGAMA Tambrauw ini.

Baca juga: Pembenahan New Yogyakarta International Airport Sebelum Diresmikan Presiden Jokowi

“UGM jelas (hadir) sebagai salah satu kampus yang memang manfaatnya betul-betul dapat dirasakan,” jelasnya.

Pria yang punya hobi fotografi ini juga memandang bahwa UGM bukan kampus yang isinya orang-orang kaya saja.

Akan tetapi, masih kata Gabriel, orang-orang berkualitas dengan kondisi ekonomi lemah juga ada.

“Bekal ilmu yang sudah didapat di UGM mendorong Saya melakukan perubahan di Tambrauw sesuai dengan visi misi,” kata pria penyandang sabuk hitam karate ini.

Semasa mengangsu ilmu di UGM, Gabriel mengaku mengidolai tiga sosok dosen.

Yaitu Dr. Akhmad Makhfatih, Prof. Wihana Kirana Jaya, dan almarhmum Dr. Suratno. (Tsalis/ ed. Taufiq)

Baca juga: Bernostalgia dengan Kehidupan Guru dan Pelajar Tempo Doloe di Museum Pendidikan Indonesia