KAGAMA.CO, JAKARTA – Ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Amarta Karya (AMKA) pada 21 Oktober 2020, Nikolas Agung diberi amanat yang jelas yakni membawa PT Amarta Karya (Persero) bisa take off atau mampu jadi besar secara bisnis dan berkembang dari sebuah perusahaan berskala menengah bertransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di level menengah ke atas secara omzet, penjualan, serta profit.
Seiring berjalannya proses bisnis perusahaan, untuk mewujudkan hal tersebut bukan soal yang mudah, salah satu faktornya adalah pandemi Covid-19 yang mempengaruhi likuiditas perusahaan.
Namun dengan berlandaskan komitmen memajukan perusahaan, Nikolas Agung meraih prestasi sebagai “nahkoda kapal” di AMKA dengan menerapkan dua strategi yakni Project Creating dan Strategic Partnership untuk bisa sustain dan survive di masa-masa kondisi perusahaan yang saat ini dalam tahap restrukturisasi.
“Saya memberikan best effort dan best practice agar perusahaan ini bisa sustainable, memiliki daya saing, mampu tumbuh, dan punya spesialisasi.”
Sebagai perusahaan berskala menengah, kami “bermain” di common area seperti perumahan, transmisi, gedung, hingga perkantoran.”
“Tapi dengan strategi project creating dan strategic partnership yang kami terapkan, puji syukur kami bisa bertahan hingga saat ini,” Nikolas saat berbincang dengan KAGAMA.CO belum lama ini.
Seiring perjalanan masa kepemimpinan Nikolas Agung di PT Amarta Karya (Persero) ada banyak pencapaian yang telah diraihnya, seperti merampungkan proyek strategis di sektor pariwisata yaitu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Wae Mese II di Nusa Tenggara Timur (NTT), Proyek Penunjang Pandemi Covid-19 yaitu Rumah Sakit Modular Jenderal TNI L.B. Moerdani di Merauke Papua, Proyek Perpanjangan Dermaga Peti Kemas Terminal Teluk Lamong di Surabaya, Proyek Pabrikasi Jembatan Gantung dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan beberapa proyek lainnya yang sudah dirampungkan.