Psikolog UGM  Berbagi Tips Mengelola Emosi

356

Cara Kelola Emosi

Ampuni mengatakan tidak semua emosi harus diekspresikan atau dilepaskan. Namun harus selektif dalam melepas dan menahan emosi.

“Harus pilih-pilih, kadang harus melepas dalam ukuran yang pas, tetapi kadangkala harus menahan,” urainya.

Terdapat beberapa cara dalam mengelola emosi.

Pertama, melakukan pemilihan situasi, memilih akan merasakan emosi atau tidak.

Baca juga: Dubes Jose Tavares Bacakan Puisi “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono di Moskow

Misalnya, setiap melihat dialog politik di TV kita mudah tersulut amarahnya, maka sebaiknya hal tersebut dihindari.

“Sebelum melakukan pemilihan situasi, kita harus punya self awareness mengenai emosi kita sendiri.”

“Aware apa yang membuat kita marah, kecewa dan lainnya,” tuturnya.

Kedua, memodifikasi lingkungan, sebagi contoh, saat kita merasa galau dan sendu bisa menata ulang kamar agar lebih bersemangat.

Baca juga: Dr. Pramaditya Wicaksono dan Tim Sukses Kembangkan Teknologi untuk Petakan Padang Lamun

Ketiga, mengubah dalam diri sendiri, salah satunya dengan mengubah pemikiran terhadap suatu persoalan.

Misalnya, saat diputuskan pacar pasti merasa sedih, untuk mengurangi kesedihan bisa berpikir mungkin itu bukan jodoh saya.

Mungkin nantinya saya bisa mendapat yang lebih baik lagi.

“Coba pengaruhi dan ubah pikiran negatif menjadi positif atau lebih optimis.”

Baca juga: Kiat Mendampingi Anak Main Medsos Agar Tak Kebablasan

“Memang ini tidak mudah terlebih saat kondisi terpuruk, tetapi harus ada kemauan untuk itu,” ucapnya.

Keempat, mengalihkan perhatian. Misal dengan melihat tayangan komedi, jalan-jalan atau melakulan hobi untuk mengalihkan emosi.

Kelima, mengambil jarak dari emosi yang dirasakan.

Contohnya, ketika marah tidak langsung diekspresikan dengan berdiam diri dulu dan lainnya.

Baca juga: Cerita Dokter Alumnus UGM yang Penuh Tantangan Saat Menjadi Relawan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19

“Mengambil jarak ini juga bisa dengan mensugesti diri, seperti hari ini aku sudah banyak emosi negatif sekarang akan memberi kesempatan tubuh dan pikiran untuk istirahat serta tidak memberi kesempatan bagi emosi negatif menguasai waktu yang ada,” paparnya.

Ampuni kembali menekankan pentingnya mengelola emosi agar tidak berdampak buruk baik bagi diri maupun orang lain dan lingkungan sekitar.

“Kita harus menjadi tuan untuk emosi kita. Kita harus bisa menguasai emosi dan biarkan kita dikuasi oleh emosi,”pungkasnya. (*)