KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Para pengajar di kampus jangan menjadi seorang diktator, yakni mengandalkan ajarannya pada diktat dan ujian semata.
Pengajar membuat diktat, disampaikan di kelas, lalu ujiannya hanya keluar dari diktat, tanpa membuat studi terhadap buku yang harus dibaca.
Selanjutnya, soal-soal ujian berasal dari buku yang tidak ada di dalam diktat yang disampaikan di dalam ruang kuliah.
“Sekarang sudah banyak buku elektronik. Supaya dibiasakan tukar menukar informasi tentang buku baru terutama yang terkait dengan ilmu-ilmu yang dikembangkan di UWM ini,” demikian disampaikan Ketua Yayasan Mataram, yang juga Menkopolhukam RI, Prof. Moh. Mahfud MD.
Baca juga: Membangun Bangsa dari Pinggiran Dimulai oleh Kampus Kerakyatan
Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya pada Dies Natalis ke-39 Universitas Widyamataram (UWM) Yogyakarta melalui aplikasi zoom Kamis (7/10/2021).
Memperingati hari lahirnya 7 Oktober, sivitas akademika UWM merayakan Dies Natalies tersebut di Pendopo Agung Ndalem Mangkubumen Yogyakarta.
Acara bertajuk “Hamemayu Hayuning Widya Mataram dalam Membangun Budaya dan Karakter Bangsa” dihelat secara luring dengan undangan tamu terbatas, serta daring melalui zoom.
Ikut memberikan sambutan dalam acara tersebut Ketua L2DIKTI V Bhimo Widyo Andoko, serta Laporan Tahunan Rektor UWM Prof. Edy Suandi Hamid.
Baca juga: Wujudkan Herd Immunity, KAGAMA Karanganyar Gandeng RSUD Karanganyar Gelar Vaksinasi
