Hal Ini Perlu Dilakukan Agar Perusahaan Tidak Tumbang di Masa Depan

424
Laporan World Economic Forum pada tahun lalu memperkirakan bahwa 85 juta pekerjaan akan hilang dan digantikan oleh mesin. Foto: Ist
Laporan World Economic Forum pada tahun lalu memperkirakan bahwa 85 juta pekerjaan akan hilang dan digantikan oleh mesin. Foto: Ist

KAGAMA.CO, JAKARTA – Laporan World Economic Forum pada tahun lalu memperkirakan bahwa 85 juta pekerjaan akan hilang dan digantikan oleh mesin.

Namun 97 juta pekerjaan baru akan timbul dan beradaptasi dengan pembagian jenis kerja antara manusia, mesin dan algoritma.

Demikian disampaikan Wakil Dirut PT Hotel Sahid Jaya Tbk sekaligus Anggota DPN Digital Ekonomi APINDO, Ratri Sryantoro Wakeling.

Ratri menyampaikannya dalam Seminar dan Launching kagamakarir.id PP Kagama-UGM bertajuk “Kesiapan Ketenagakerjaan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0” pada Sabtu (12/6/2021) secara daring.

“Di awal 2020 ini Covid-19 tiba-tiba terjadi secara masif dan menimbulkan impak yang sangat universal.”

“Hal ini menimbulkan yang kita sebut efek dualdisrupsi dari industri 4.0 dan Covid-19 yang mempercepat proses transisi tersebut secara signifikan dan memperlebar inqualities di lanskap ketenagakerjaan.”

Job Survey yang dilakukan World Economic Forum menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang disurvei itu hampir 84 persen menyatakan akan mengakselerasi digitalisasi bisnis proses dan memperluas working from home atau remote working,” jelasnya.

Baca juga: PP Kagama Luncurkan Portal Karier dan Pengembangan Diri untuk Siapkan SDM Unggul

Selanjutnya, kata Ratri, sebanyak 50 persen perusahaan menyatakan bakal mengakselerasi adopsi teknologi untuk otomating pekerjaan yang saat ini dianggap masih manual.

Dan ternyata 13 persen dari perusahaan menyatakan pengurangan tenaga kerja yang terjadi akibat Covid-19 akan dilakukan secara permanen.

Ratri menilai, perusahaan-perusahaan ini sudah siap menjalankan kenormalan baru dalam melakukan operational busines-nya.

“Kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan yang mengadopsi digitalisasi dan otomasi ini tujuan bertujuan untuk meningkatkan konsistensi kualitas, produktifitas dan output, menurunkan biaya dan mengoptimalkan proses efisiensi,” ujar Ratri.

Di sisi lain, survei Man Power Group di tahun 2019 menemukan bahwa lebih banyak perusahaan besar itu cenderung melakukan percepatan tersebut, selain dipicu oleh pandemi.

Tetapi, kata Ratri, menarik juga untuk melihat bahwa 94 persen perusahaan yang menyatakan akan melakukan disrupsi akibat Covid-19.

Mereka, kata Ratri, akan meningkatkan, atau setidaknya mempertahankan jumlah tenaga kerja mereka.

Baca juga: Satu Hal yang Tidak Boleh Hilang dalam Kemajuan Teknologi Revolusi Industri 4.0