Lahir dari Keluarga Sederhana, Ratminto Tak Ada Ambisi Mengejar Karier

1039

Baca juga: Belajar, Berkarier, dan Bertemu Jodoh di Fakultas Farmasi UGM

“Beberapa dosen sudah bersiap diri saat mengajar, bahkan sebelum kuliah dimulai.”

“Jika kuliah terpaksa kosong, dosen pasti memberitahukan dulu jauh-jauh hari dan menjadwalkan kuliah pengganti,” tuturnya.

Di sisi lain, menjadi mahasiswa baru merupakan tantangan yang cukup berarti baginya.

Kebebasan berlebih yang dirasakan mahasiswa setelah meninggalkan bangku sekolah dirasakan betul oleh Ratminto.

Kebebasan ini ibarat dua sisi mata pisau, di satu sisi menyenangkan.

Baca juga: Bupati Alumnus UGM Ini Ingin Masyarakat Tambrauw Sejahtera dengan Potensi Perikanan yang Melimpah

Tetapi di sisi lain bisa menyesatkan. ”Untungnya lingkungan sangat kondusif, teman teman sangat dekat dan Jurusan sangat fasilitatif,” ujarnya.

Selain dosen yang inspiratif, belajar di UGM merupakan sebuah keberuntungan bagi Ratminto.

Biaya SPP saat itu masih terjangkau dan belum ada pembatasan masa studi.

Ratminto memanfaatkan kelonggaran ini untuk mengikuti organisasi, seperti Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam (KAMPA) AN Kapilawastu dan Keluarga Mahasiswa Administrasi Negara (KMAN).

“Memang masa studi jadi lebih panjang, akan tetapi kompetensi lain seperti kapasitas kepemimpinan, kemampuan lobby, pengembangan jaringan bisa berkembang pesat,” jelasnya.

Baca juga: Pembangunan yang Baik adalah Memanusiakan Lingkungan dan Subjek Pembangunan