Tangan Dingin Rivan Purwantono Bantu Bank KB Bukopin dari Ancaman Tutup

603
Kepemimpinan Rivan Achmad Purwantono sebagai Peresident Director membawa Bank KB Bukopin keluar krisis. Foto: Aditia/kumparan
Kepemimpinan Rivan Achmad Purwantono sebagai Peresident Director membawa Bank KB Bukopin keluar krisis. Foto: Aditia/kumparan

KAGAMA.CO, JAKARTA – Ramadan 2020, Rivan Achmad Purwantono sedang mendalami peran baru sebagai Direktur Keuangan PT. Kereta Api Persero (KAI).

Ia menggantikan Didiek Hartantyo yang naik menjadi Direktur Utama KAI.

Jika ditengok dari nama jabatannya, tidak ada unsur asing buat Rivan.

Maklum, pria asal Kudus ini telah berkenalan lama dengan dunia perbankan sejak bergabung bersama LippoBank pada 1991.

Posisi Rivan sebelum pindah ke KAI adalah Direktur Konsumer Bank Bukopin (2018-2020).

Namun demikian, perihal tata kelola keuangan benar-benar hal yang baru buat dirinya.

Pengalaman pertama Rivan memijakkan kaki di perusahaan BUMN ini pun makin mendebarkan.

Pasalnya, alumnus Fakultas Filsafat UGM angkatan 1985 ini juga diserahi tugas sebagai nakhoda urusan teknologi informasi KAI.

Rivan segera menyesuaikan untuk mengetahui lingkup tugas dan apa saja yang bisa ditingkatkan.

Baca juga: Rika Fatimah: Penggerak Utama Ekonomi Desa adalah Perempuan

Ia lantas memanfaatkan jejaring pertemanan yang dimilikinya. Seperti bertanya kepada Sapto Amal Damandari yang pernah menjadi Wakil Ketua BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) periode 2014-2017.

Untuk diketahui, Sapto Amal adalah alumnus Akuntansi FEB UGM sekaligus Anggota Dewan Pakar PP KAGAMA yang kini jadi Wakil Komisaris Utama Bank KB Bukopin.

“Saya bekerjalah. Ritmenya BUMN itu cepet banget. Nggak liat waktu nggak liat hari,” tutur Rivan kepada Kagama, belum lama ini.

Sebulan pertama di KAI kesibukan Rivan dan tim adalah menggodok aplikasi KAI Access supaya jadi pilihan utama orang untuk memesan tiket.

Menurut Rivan, KAI Access mesti jadi solusi agar jumlah orang yang datang ke stasiun tidak membludak dalam satu waktu.

Hanya saja saat sedang asyik menjalani aktivitas itu, Rivan merasa iba setelah melihat kondisi kantor lamanya yang tidak beres.

Ya, Bank Bukopin memang mengalami beragam gejolak isu sepanjang semester pertama 2020.

Salah satunya adalah masalah likuiditas alias kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Hal ini terjadi karena rasio kredit macet (NPL) Bank Bukopin naik, sedangkan margin bunga bersih (NIM) turun.

Alhasil, perolehan laba dan rasio kecukupan modal jadi ikut turun.

Baca juga: Ganjar Ajak Warga Kagama Bantu UMKM di Jateng Supaya Bangkit