Friderica Widyasari Dewi: Kalau Nggak Dapat Besiswa ke Luar Negeri, Banyak Jalan Menuju Roma

6051

Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan Alumnus UGM Dipilih sebagai Ketua Asosiasi Lembaga Jaminan Sosial Dunia

“Jadi jual aset mobil saya waktu itu. Sampai om-tante ngeledeki saya. Arep sekolah ning luar negeri kok dodol mobil,” kisah Kiki.

Dalam hati, Kiki tak menghiraukan ledekan tersebut. Pokoknya, dia punya keinginan yang kuat.

Di kemudian hari Kiki merasa keputusan tersebut merupakan keputusan terbaik dalam hidupnya.

Karena dengan kuliah di luar negeri, kata Kiki, sedikit banyak memperkaya dan membuka wawasan dirinya.

“Saya merasa menjadi pribadi yang berbeda dalam arti yang lebih baik.”

Baca juga: Djoko Udjianto: Roh Pendidikan Harus Dimiliki Pengelola Pendidikan

“Kalau di dunia kerja, tentu dengan membawa ijazah luar negeri, itu sudah menjadi modal tambah, nilai plus buat kita.”

“Kebetulan saya di dunia kantor. Biasanya kalau rekruitmen itu untuk orang yang lulusan luar negeri biasanya entri poinnya sudah berbeda dengan yang ‘lokal’,” ujar Kiki.

Kiki berujar, UGM merupakan kampus terbaik. Tetapi jika misalnya ditambah dengan ijazah S2 dari luar negeri, tentu akan menjadi nilai tambah yang luar biasa.

Namun demikian, manfaat yang dirasakan Kiki dengan berkuliah di luar negeri bukan hanya soal itu.

Selain aspek akademik yang sudah pasti berkembang, Kiki merasa menjadi pribadi yang lebih confident alias percaya diri.

Baca juga: Dosen FEB UGM Ini Masuk Jurusan Akuntansi Berkat Menonton Film