Dengan Urban Farming, Masyarakat Bisa Menikmati Hasil Panen Berkali-kali dalam Setahun

419

Baca juga: Alumnus Fakultas Pertanian Angkatan 1986 Diangkat Jadi SEVP Operation PTPN II

Bagi Suadi, pipa merupakan kebutuhan utama yang harus disiapkan untuk urban farming.

Pipa khusus urban farming bahkan sudah banyak dijual di pasaran. Kemudian juga media tanam yang bisa dibuat sendiri atau membelinya di toko-toko pertanian.

Sementara untuk kolam terpal, perlengkapannya sudah dijual bebas di pasaran dalam bentuk paket, yang harganya berkisar Rp800.000-900.000. Selanjutnya, tinggal melakukan instalasi sendiri.

“Pipa-pipa kecil untuk mengalirkan air kotor ke lahan vertikultur itu juga saya beli. Lalu juga saya membeli pompa akuarium yang harganya sekitar Rp600.000, yang bisa bekerja selama 24 jam tanpa henti.”

“Saya beli dua pompa, satu untuk menyiram tanaman dan satu lagi untuk mengalirkan oksigen ke ikan,” jelas dosen yang menekuni bidang ekonomi perikanan itu.

Baca juga: Tiga Komponen Penting dalam Pembelajaran Daring di UGM

Dikatakan oleh Suadi, dengan urban farming masyarakat tidak hanya menikmati hasil panen satu tahun sekali, tetapi bisa berkali-kali.

Pertumbuhan setiap tanaman mulai dari benih hingga akhirnya panen, selalu didokumentasikan oleh Saudi. Menurutnya kegiatan ini menjadi hiburan tersendiri baginya.

“Ada momen yang mahal harganya dalam kegiatan urban farming, yaitu proses menanamnya. Melihat tanaman tumbuh dari hari ke hari tanpa memikirkan bagaimana hasilnya itu menyenangkan.”

“Siapapun yang berniat urban farming, segeralah memulai. Saya yakin di masa pandemi, urban farming akan menjadi kegiatan yang menarik,” ungkapnya.

BISA diadakan setiap bulan dengan mengangkat beragam topik seputar agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). (Kn/-Th)

Baca juga: Dirjen Nizam Jelaskan Empat Aspek Penting dalam Pembelajaran Jarak Jauh