Hal Berat yang Harus Dilalui untuk Menjadi Fotografer Profesional

616

Baca juga: Pernyataan Sikap PP PKBTS Pimpinan Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM terhadap UU Cipta Kerja

“Seorang fotografer harus ‘paham medan’, fotografer sangat mungkin harus menjelajahi berbagai sudut di lokasi kejadian untuk mendapatkan foto yang diinginkan.”

“Berlari, memanjat, menerobos kerumunan, dan sebagainya sudah biasa kita lakukan. Di saat yang sama kita harus menjaga kamera kita agar tetap aman,” kisahnya.

Tak kalah menantang, selama menjadi fotografer profesional, Roni juga pernah memotret kejadian tragis, contohnya memotret mayat.

Dia juga dilema, karena secara etis obyek foto semacam ini tak layak ditampilkan di media.

Menjadi fotografer profesional, kata Roni, harus bisa terbiasa dengan situasi lapangan yang demikian.

Baca juga: Pendidikan Humaniora Jadi Prioritas Kerajaan Mataram Kuno sejak Didirikan di Temanggung

Belum puas mencari pengalaman di satu perusahaan, Roni lantas menggali pengalaman barunya di sebuah biro agency dari Prancis yang berkantor di Jakarta dan Majalah Forbes.

Ketekunannya belajar fotografi tak sia-sia, apalagi pada tahun 2007 salah satu karyanya dipublikasikan secara internasional di sebuah media.

Dia bersama kawannya merasa bersyukur sudah bisa hidup dari fotografi.

Tiba saatnya Roni membagikan ilmu dan pengalamannya kepada khalayak melalui 100kata.com, sebuah platform yang dia dirikan untuk sharing dan belajar fotografi.

Kini, alumnus jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh UGM itu, fokus menjalankan bisnis photo agency yang dia dirikan sendiri, hkvimages.com.

Baca juga: Sertifikasi pada Produk Kehutanan Bisa Jadi Koheren dengan Kepentingan Kapital