Sertifikasi pada Produk Kehutanan Bisa Jadi Koheren dengan Kepentingan Kapital

293

Baca juga: Wayang Potehi, Seni dari Tiongkok yang Dipentaskan Hingga ke Pondok Pesantren

“Namun, bagi kaum kapitalis, terutama perusahaan-perusahaan yang punya standar tinggi atau pengelolaan lebih baik (dari negara maju), juga bisa menggunakan ini sebagai wahana.”

“Yakni untuk mengkapitalisasi keuntungan yang lebih banyak,” beber Direktur Sebijak Institute Fakultas Kehutanan UGM ini.

Kans perusahaan dari negara maju untuk melipatgandakan keuntungan kian besar.

Pasalnya, menurut Yudi, perusahaan dari negara lain yang punya praktik serta sistem pranata lebih jauh di bawah, tidak akan bisa berkompetisi.

Kendati demikian, Yudi menegaskan, hal ini tidak berarti bahwa kaum moralis dan kaum kapitalis berkoalisi.

Baca juga: Alumnus Fapet UGM Ini Bantu Sejahterakan Peternak Indonesia Lewat Agropreneur

“Akan tetapi, dua kepentingan yang berbeda memang bisa masuk dalam mekanisme kebijakan yang sama,” terangnya.

“Tinggal bagaimana kita melihat. Apakah ini (kebijakan sertifikasi) merupakan suatu peluang untuk memperbaiki tata kelola dan sistem pranata.”

“Atau malah (semakin mempertegas) nuansa kompetisi dan nuansa persaingan perdagangan yang lebih kental. Case by case bisa berbeda antarnegara dan antarkomoditas,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Agropreneur

Baca juga: Apa Kata Guru Besar Farmasi UGM soal Pemakaian Obat Remdesivir pada Pasien Covid-19?