Melihat Peluang Ketahanan Pangan dari Modal dan Potensi Terkini Hutan Indonesia

438
Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan KLHK, Belinda Arunawati mengungkapkan, laju deforestasi cenderung menurun sejak tahun 1990-2019. Foto: Ist
Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan KLHK, Belinda Arunawati mengungkapkan, laju deforestasi cenderung menurun sejak tahun 1990-2019. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pengelolaan hutan sebelum tahun 1990 berorientasi pada tujuan komersial, seperti menebang, mengolah dan menjual.

Sementara pasca tahun 1990, pengelolaan hutan Indonesia mengarah pada pelestarian produksi, lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Pada tahun tersebut bahkan semakin fokus pada pemanfaatan berkelanjutan, efisien dan adil dari segi SDA.

“Paradigma pengelolaan hutan ini memang berkembang dari segi waktu, zaman, dan keutuhannya,” ujar Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan KLHK, Belinda Arunawati Margono.

Dia membabar hal tersebut dalam Webinar Series Dies Fakultas Kehutanan UGM, bertajuk Jalan Rekonsiliasi untuk Menurunkan Laju Deforestasi, Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Mempertahankan Pertumbuhan Ekonomi, yang digelar beberapa waktu lalu secara daring.

Baca juga: KPH Notonegoro: Tarian Bukan Sekadar Pola Lantai dan Koreografi

Sekaligus mewakili Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Lingkungan (PTKL), KLHK, Belinda menerangkan, ada beberapa agenda pengelolaan hutan.

Agenda tersebut perlu digarap dengan memperhatikan masyarakat dan lingkungan, sehingga dibutuhkan program yang bisa mengoptimalisasi manfaat pengelolaan hutan.

Karena sebetulnya Indonesia membutuhkan tata kelola hutan yang baik dan benar.

Melansir data dari pemerintah, Belinda mengungkapkan bahwa laju deforestasi cenderung menurun sejak tahun 1990-2019.

Data tersebut, kata Belinda, telah berpegang pada prinsip CBDR-RC dan TACC, serta sejalan dengan PA article 13 Transparency Framework.

Sementara hasil pemantauan selama 3 dekade terkait perubahan luas penutupan hutan, Belinda menyampaikan hasil pembacaannya.

Baca juga: Dubes Djauhari Sebut 21 Produk yang Berkontribusi Tingkatkan Kinerja Ekspor Indonesia ke Tiongkok