Tak Ingin Berspekulasi, Begini Cara Nurdin Santosa Pertahankan Bisnis Jamur di Masa Pandemi

486

Baca juga: Hadapi Tekanan Selama Pandemi, Industri Rumah Sakit Perlu Berbenah

Dalam upaya pemasaran produk yang lebih luas, beruntunglah Nurdin dibantu oleh beberapa rekannya yang sudah berpengalaman berbisnis online.

Pemasaran produk jamur Nurdin semakin luas seiring dengan adanya beberapa reseller yang bekerja sama dengan Jamur Jogja.

Penjualan online Jamur Jogja dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan media sosial seperti YouTube, Instagram, dan Facebook, serta kerja sama endorsement dengan pemilik akun yang mempunyai banyak pengikut.

Menurut Nurdin, kegiatan promosi dengan media sosial menjadi penting, karena membuka peluang pasar yang lebih luas.

“Andaikan kita jual di pasar saja, orang lain kemudian juga berpikir untuk berjualan di pasar juga seperti kita. Jadi, ambil langkah promosi ke sasaran yang lebih jauh lagi dengan media sosial, sehingga membuka peluang orang dari luar kota untuk membeli.”

Baca juga: Berpotensi Untung Besar, Begini Kiat Berbisnis Tanaman Anggrek ala Heni Indarwati

“Saya amati, usaha budidaya jamur secara umum memang mengalami penurunan keuntungan selama pandemi. Namun, tidak terlalu siginifikan, sehingga masih bisa bertahan.”

“Alhamdulillah, produk jamur kami mampu terjual 150-300 kg per hari, tetapi ini sudah kami kurangi jumlah penjualannya, mengingat kondisi pasar yang tidak kondusif,” ungkapnya.

Mempertahankan budidaya jamur di masa pandemi membutuhkan strategi khusus. Nurdin mengungkapkan, pembudidaya sebaiknya memiliki data yang jelas terkait jumlah produk yang bisa disediakan.

Selain itu, Nurdin menyarankan agar pembudidaya mengukur sejauh mana kemampuan pasar dalam menjangkau produknya.

Baca juga: Meskipun Bekerja di Tempat yang Bukan Bidangnya, Rifdan Tak Menganggapnya sebagai Kendala