Meskipun Bekerja di Tempat yang Bukan Bidangnya, Rifdan Tak Menganggapnya sebagai Kendala

835

Baca juga: Mimpi Besar Bupati Petrus Kasihiw terhadap 3 Potensi Biota Mangrove di Teluk Bintuni

Mulailah dia menggali pengalaman di Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta dan bertahan cukup lama, yaitu 6 tahun.

Belum puas menggali pengalaman, Rifdan lantas mengarungi pengalaman baru lagi di United National Development programme (UNDP), sebagai Communication and Knowledge Exchange Officer.

“Di sini saya bertugas untuk mengembangkan knowledge produk terkait dengan suistainable palm oil, mengajak semua pemangku kepentingan baik nasional maupun internasional untuk terlibat di kelapa sawit,” tuturnya.

Secara sepesifik, Rifdan banyak membantu Kementerian Pertanian dan dikoordinasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam hal pengembangan kelapa sawit.

Pihaknya juga banyak menggandeng perusahaan-perusahaan besar, NGO, CSO, dan negara-negara internasional yang juga ingin bergabung.

Baca juga: Makanan yang Baik Dikonsumsi agar Jantung Tetap Sehat di Masa Pandemi

Di samping itu, dia juga mengembangkan beberapa modul terkait petani atau pekebun kelapa sawit yang akan disahkan langsung oleh Ditjen Perkebunan.

Di dalamnya meiputi gagasan pengembangan kelapa sawit berkelanjutan, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan salah satu perusahaan swasta.

“Kita juga akan mengembangkan peraturan-peraturan yang terkait kelapa sawit. Di sini secara garis besar hanya memfasilitasi dan pihak yang mengimplementasikan tetap pemerintah Indonesia,” jelasnya.

Tugas-tugas Rifdan di tempat kerjanya itu, ternyata memiliki keterkaitan dengan ilmu-ilmu yang sudah diterimanya semasa kuliah.

Mahasiswa TPB kala itu wajib memahami identifikasi supply chain dari hulu ke hilir. Ilmu ini bermanfaat bagi Rifdan saat bekerja.

Baca juga: Jebolan Magister Manajemen UGM Ini Bilang, Tidak Ada Perusahaan yang Selalu Siap Respons Pandemi