Hadapi Tekanan Selama Pandemi, Industri Rumah Sakit Perlu Berbenah

263

Baca juga: Bupati Willem Wandik Yakin Masyarakat Puncak Makin Sejahtera Berkat Jembatan Sinak

“Selain masyarakat yang takut datang ke rumah sakit, simpang siur berita yang beredar tentang Covid-19 turut menimbulkan kecemasan masyarakat.”

“Begitu pula tenaga kesehatan semakin cemas seiring banyaknya pasien positif,” tutur lulusan Universitas Trisakti ini.

Ditambah lagi dengan tuntutan revolusi industri 4.0. Seiring dengan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, masyarakat dituntut lebih cepat memahami penggunaan teknologi.

Percepatan ini juga diikuti oleh industri kesehatan, terutama rumah sakit.

Dengan terdampaknya sektor pelayanan medik, sosial budaya, dan keuangan, Henry berharap ke depan seluruh tenaga medis bisa mengeluarkan strategi dan inovasi.

Baca juga: Bangun Pusat Pelatihan Agribisnis, Bupati Petrus Kasihiw Siap Buat Teluk Bintuni Jadi Sentra Kopi

Institusi kesehatan dan pemerintah harus menerapkan standar APD dan penggunaan APD yang benar, serta mengatur alur pelayanan kesehatan.

Selain itu, juga mengadakan pengobatan sesuai dengan perkembangan praktik klinis, memperhatikan persiapan obat dan alat tesnya.

Rumah sakit juga perlu memastikan ketersediaan tenaga medis dan paramedis, melakukan pemulihan kesehatan psikologis tenaga medis, serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana.

Henry menyebut, sampai Agustus 2020 tercatat 100 dokter, 55 perawat , 15 bidan, 8 dokter gigi, 1 tenaga kesehatan masyarakat, 1 asisten apoteker, dan 1 ahli teknologi laboraturium meninggal dunia akibat Covid-19.

Menurutnya, dampak ini bisa bermuara pada munculnya lingkaran setan.

Baca juga: ‘Murtad’ dari Ilmu Komputer, Pemuda Ini Rasakan Perubahan Softskill Berkat Magister Manajemen UGM