Ukuran Keberhasilan Berbisnis Menurut Pemilik Usaha Kuliner Baceman Ninago

277

Baca juga: Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM Bisa Bantu Pemulihan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi

“Misalnya, konsumen hanya bertanya saja, tetapi tidak membeli, tidak perlu merasa tersinggung.”

“Walaupun saat ini orang yang Anda tawarkan tak membeli, pasti suatu saat mereka akan kepikiran,” tutur perempuan yang pernah bekerja di Radio Geronimo dan Televisi Pendidikan Indonesia itu.

Jika sudah ada konsumen yang membeli dan memberikan komentar positif, jangan mudah puas.

Nina menuturkan bahwa ukuran keberhasilan seorang pelaku usaha dalam menjangkau pasar adalah repeat order.

“Tunggu sampai konsumen repeat order, barulah Anda bisa terus lanjutkan usaha.”

Baca juga: 3 Warga KAGAMA Dilantik Jadi Pjs Bupati di Provinsi Bengkulu

“Namun, jika hanya sedikit konsumen yang repeat order, maka pelaku usaha sebaiknya mengevaluasi produk yang dijual, kemungkinan ada sesuatu yang salah,” tutur pemilik Ketofy Cafe itu.

Nina juga menjelaskan dua jenis promosi, yakni organik dan berbayar.

Dengan promosi organik, pelaku usaha bisa mempromosikan produknya tanpa modal, misalnya melakukan promosi dari mulut ke mulut atau meminta bantuan teman untuk mempromosikan lewat WAG.

“Bisa juga meminta tolong salah satu tokoh publik di media sosial, terutama yang memiliki jumlah pengikut di atas 20K.”

“Kita bisa kirim salah satu produk kita lalu meminta mereka untuk memberikan review. Jadi, usahakan kita tidak mengeluarkan uang untuk promosi. Tentu hal ini dilakukan dengan bahas yang baik dan santun,” ujarnya.

Kamudian ada promosi berbayar. Promosi ini bisa dilakukan melalui biro iklan online atau mengajukan iklan dalam bentuk endorsement ke influencer atau public figure.

Jika pelaku usaha memilih melakukan promosi berbayar, berarti mereka harus siap mengeluarkan uang.

Terakhir, yang tidak kalah penting adalah pengemasan produk.

“Usahakan pada kemasan ditempelkan label produk, yang biasanya berupa logo dan tagline. Kemudian juga kontak, baik nomor telepon, media sosial, dan marketplace,” pungkanya. (Kn/-Th)

Baca juga: Kata Ekandari Sulistyanngsih, Canthelan adalah Sarana Penyembuhan Diri di Masa Pandemi