Jebolan Magister Manajemen UGM Ini Bilang, Tidak Ada Perusahaan yang Selalu Siap Respons Pandemi

3684

Baca juga: Selama Pandemi, Roda Perekonomian Lokal Perlu Digerakkan Melalui Pembangunan Desa

Artantya mencontohkan satu strategic planning yang diambil United Tractor (UT) belum lama ini.

Untuk diketahui, UT bergerak di bidang konstruksi pertambangan, distribusi alat berat, dan energi.

Satu setengah tahun lalu, perusahaannya itu menyadari pasar batu bara di Indonesia sedang naik turun.

UT lantas mengambil langkah dengan mengakuisisi perusahaan tambang emas di Tapanuli Utara.

Tak dinyana pandemi tiba, pada saat bersamaan orang-orang berbondong-bondong membeli emas guna mencari rasa aman.

Baca juga: Dekan: Fakultas Farmasi UGM Berkembang Juga Berkat Jasa Alumni

Alhasil, nilai saham UT meningkat ketika tren penurunan di berbagai perusahaan terjadi.

Padahal, menurut Artantya, keputusan strategic yang dulu diambil UT tidak pernah dilihat sebagai suatu hal yang akan memberi revenue utama.

Dijelaskan Artantya, untuk bisa menghasilkan suatu strategic planning, UT Management System melakukan lima tugas.

Lima tugas itu yakni menentukan strategic direction, strategic analysis, strategic formulation, strategic implementation, serta strategic control.

Baca juga: Epidemiolog UGM: Hanya Protokol Kesehatan Saja Terbukti Tidak Cukup untuk Menurunkan Transmisi

Secara pribadi, Artantya memandang, lulusan Strategic Management MM UGM punya peluang yang luar biasa dalam mendukung perusahaan, setidaknya di management system seperti dirinya.

“Mata kuliah di Strategic Management menuntut kita harus agile. Kebiasaan membaca balance sheet dan financial report, membuat kita bisa melihat pengembangan bisnis dan kultur perusahaan,” ujar Artantya.

“Jika cara lingkup berpikir kita sempit, tidak helicopter view, maka kita hanya fokus pada apa yang ada di depan mata,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: Guru Besar Fakultas Biologi UGM: Kondisi Kritis Menuntut Seluruh Manusia Memahami Ekologi