Bangun Pusat Pelatihan Agribisnis, Bupati Petrus Kasihiw Siap Buat Teluk Bintuni Jadi Sentra Kopi

592

Baca juga: Selama Pandemi, Roda Perekonomian Lokal Perlu Digerakkan Melalui Pembangunan Desa

Menurut BPS, secara total luas kebun kopi di Teluk Bintuni pada 2018 mencapai 7,12 hektar. Piet pun ingin lebih lanjut mengembangkan kopi mengingat masih ada banyak lahan tidur di daerahnya yang berjuluk Negeri Sisar Matiti.

“Beberapa distrik cocok untuk dikonsentrasikan sebagai sentra kopi khas Teluk Bintuni,” ujar Piet.

“Bintuni punya potensi lahan yang bisa dimaksimalkan. Jika pandemi ini selesai, kita segera garap perkebunan (kopi) untuk melihat hasilnya,” terangnya.

Piet mengaku memiliki inspirasi tersebut setelah melakukan perjalanan dinas ke Jakarta beberapa waktu lalu.

Dia berdiskusi dengan beberapa pihak untuk melihat seperti apa potensi kopi di Teluk Bintuni.

Baca juga: Lulusan Arsitektur UGM Menangi Lomba Desain Logo Badan Otorita Borobudur

Dari diskusi tersebut, pria kelahiran 8 November 1964 ini tahu bahwa Teluk Bintuni punya varian kopi yang unik. Namun, kata Piet, hal tersebut akan diriset lebih lanjut.

“Ke depan akan ada industri petrokimia dan lain-lain di Teluk Bintuni. Hal itu bakal membuat Teluk Bintuni semakin ramai,” ujar Petrus.

“Ramainya Teluk Bintuni harus dibarengi dengan munculnya sebuah potensi baru. Saya melihat industri kopi merupakan satu potensi yang harus dimunculkan.”

“Dengan adanya perkebunan kopi, nanti coffee shop juga akan bertebaran untuk melayani potensi keramaian di Teluk Bintuni akibat munculnya berbagai industri,” terangnya.

Menurut Piet, kemunculan industri kopi akan membutuhkan keterampilan-keterampilan baru mulai dari kebun hingga pasca produksi.

Baca juga: Anggota Satmenwa UGM Selesaikan Pendidikan Terjun Bebas Olahraga di Pusdiklat Korpaskhas TNI AU