Pakar Silvikultur UGM: Pinus Merkusii Bernilai Ekonomi Tinggi

615

Baca juga: Pemuda Asal Maluku Ini Harus Seberangi Pulau untuk Bisa Ikuti PPSMB UGM 2020 Secara Daring

“Dari data mengenai produksi getah di seluruh populasi, Jawa memiliki potensi yang tinggi dibandingkan populasi lainnya. Potensi ini seharusnya dilihat langsung oleh pemerintah.”

“Jika pengembangan potensi pinus merkusii dilakukan dengan baik dan serius, maka hasilnya akan luar biasa. Baik untuk getah maupun kayunya,” jelas Ketua Senat Fakultas Kehutanan UGM itu.

Menurut Naiem, pemerintah bisa melakukan pengumpulan 100 pohon elit, misalnya di Sumatera dan Sulawesi. Kemudian mengumpulkan benihnya secara terpisah.

Selanjutnya 100 pohon elit diseleksi lagi, misalnya menjadi 50 pohon elit di masing-masing populasi yang masih tinggal.

“Itu bisa kita gunakan untuk membuat materi kebun benih komposit. Jadi, benih yang kita peroleh betul-betul tidak hanya tergantung dari populasi di Jember saja.”

Baca juga: KAGAMA Bali Siap Salurkan 10 Ribu Masker dari Satgas Covid-19

“Tetapi, dari lokasi-lokasi baru yang lebih dekat dan kualitasnya lebih baik,” ujarnya.

Di samping itu, kata Naiem, alangkah baiknya jika pemerintah juga mengembangkan potensi pinus merkusii dengan strategi-strategi vegetatif.

“Sebetulnya ini menjadi tugas pemerintah, tetapi butuh juga kolaborasi dengan Perum Perhutani dan berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” tandas Naiem.

Naiem menegaskan, pengembangan pinus, baik produksi kayu maupun getah, merupakan langkah strategis yang harus didukung dan direalisasi untuk pendapatan negara dan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, langkah tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan jumlah dan kualitas SDM.

“Penanaman pinus merkusii perlu dirancang dengan pola agrofrorestry, sehingga SDH terjaga, income institusi kehutanan meningkat, dan masyarakat sejahtera. Komitmen dan keseriusan dalam mengelola SDH perlu dikembangkan,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Pelajaran Berharga yang Diperoleh Suwarni dari Fakultas Kehutanan UGM