Owner Sambel Jeng Nia Alumnus UGM: Mengolah Cabai Penting untuk Menambah Nilai Jual

1241
Wirausahawati alumnus Fakultas Biologi UGM, Kurnia Widyasari membagikan pengalamannya dalam mengolah cabai agar memiliki nilai jual tinggi. Foto: Dok Pri
Wirausahawati alumnus Fakultas Biologi UGM, Kurnia Widyasari membagikan pengalamannya dalam mengolah cabai agar memiliki nilai jual tinggi. Foto: Dok Pri

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Mengolah cabai dinilai penting. Pasalnya, sayuran yang satu ini tidak tahan lama.

Selain itu, selama ini harga cabai cenderung fluktuatif di pasaran.

Wirausahawati alumnus Fakultas Biologi UGM, Kurnia Widyasari mengatakan, harga yang fluktuatif ini disebabkan oleh banyak faktor. Seperti perubahan iklim, gagal panen, dan distribusi tidak merata.

“Cabai dijual setelah panen, risikonya cabai ini tidak akan tahan lama dan hanya bisa dipasarkan secara lokal.”

“Namun, jika diolah terlebih dahulu hasilnya bisa lebih bervariasi, lebih cocok dengan selera masyarakat, lebih tahan lama dan awet, serta menambah nilai jual. Sehingga lebih mudah dipasarkan ke berbagai macam konsumen,” jelas Owner Jeng Nia Kitchen dan Sambel Jeng Nia itu.

Baca juga: Okky Madasari Jadikan Novel sebagai Pengingat Masalah yang Ada di Sekitar Masyarakat

Hal tersebut dia sampaikan dalam Bincang Desa 8, bertajuk Tilik Harga Cabai, Solusi, dan Ragam Olahan di Kala Panen Raya, yang digelar beberapa waktu lalu secara daring.

Sebagai pengusaha bahan pangan, kata Nia, minat dan tren masyarakat terhadap capai juga perlu kita perhatikan.

Tingginya minat dan tren ini bisa menjadi peluang usaha olahan cabai.

Di saat yang sama, mulai banyak konsumen yang membutuhkan makanan praktis.

Ide ini juga memudahkan pelaku usaha mendistribukan cabai dan lebih bisa dinikmati masyarakat umum.

Baca juga: Praktik Dinasti Politik Bisa Menjadi Sebuah Tindakan Anarki