Hadapi Tantangan Besar, Perusahaan Asuransi Jiwa Harus Lakukan Ini di Masa Pandemi

441

Baca juga: Ketua KAFEGAMA MM Ikang Fawzi: Jika Real Estate Sehat, Industri Lain Akan Sehat Pula

Dari sisi demand dan supply, kata Mahelan, demand perusahaan asuransi sebetulnya belum maksimal. Artinya, perusahaan asuransi masih memiliki peluang.

Inklusi, literasi, dan penetrasi asuransi belum terlalu tinggi, serta jumlah penduduk yang memiliki polis asuransi juga masih rendah.

Sejauh ini, peran asuransi terhadap PDP di Indonesia masih di bawah 3 persen.

“Inovasi dari sisi supply, seperti digitalisasi produk belum dilaksanakan secara optimal. Konsep pemasaran masih memanfaatkan cabang.”

“Padahal sebetulnya sudah bisa menggunakan agent,” jelas lulusan Institut Pertanian Bogor ini.

Baca juga: Digemari Masyarakat Kalteng, Begini Peluang Usaha dan Tantangan Budidaya Ikan Papuyu

Mahelan menyarankan adanya peran dari asosiasi untuk mendorong lebih kuat lagi agar penduduk menggunakan asuransi.

Sebab, populasi penduduk Indonesia sangat besar, sehingga seharusnya kondisi tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Alumnus Magister Manajemen UGM itu menuturkan, saat ini ada berbagai tantangan yang dihadapi jasa asuransi. Seperti rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap asuransi.

“Terlihat sederhana tetapi masih menjadi PR besar. Kemudian maraknya kasus perusahaan asuransi yang gagal bayar, termasuk yang pernah dialami Jiwasraya.”

“Hal ini tentu menimbulkan trauma bagi masyarakat dan Jiwasraya harus bekerja keras untuk mengembalikan kepercayaan mereka. Namun, pemerintah telah meminta Jiwasraya untuk bangkit kembali dengan manajemen baru,” tandasnya.

Baca juga: Kata Alumnus: Ilmu Biologi Punya Peran Penting dalam Pembuatan Kebijakan Pembangunan