Hutan Tanaman Industri Harus Patuhi 3 Pilar Pelestarian

1227
Dosen Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Sandy Nurvianto, menjelaskan tiga pilar pelestarian keanekargaman hayati terhadap hutan tanaman industri (HTI). Foto: Ist
Dosen Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Sandy Nurvianto, menjelaskan tiga pilar pelestarian keanekargaman hayati terhadap hutan tanaman industri (HTI). Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Hampir 65 persen taksa (jenis) flora dan fauna yang ada di daratan ditemukan di hutan.

Karena itu, keberlangsungan taksa tergantung pada kondisi hutan.

Kondisi hutan yang terjaga akan ikut melestarikan keanekaragaman hayati.

Demikian seperti dituturkan dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Sandy Nurvianto.

Sandi meyakini, ada manfaat yang bisa digali hari ini maupun masa depan dengan melestarikan keanekaragaman hayati.

Baca juga: Masyarakat Butuh Uluran Tangan dari Komunitas Tangguh untuk Hadapi Pandemi

Pelestarian keanekaragaman hayati dapat dilakukan dengan langkah konservasi.

Menurut Sandy, konservasi akan memberikan daya dukung kehidupan bagi flora dan fauna.

Sekalipun itu di hutan tanaman industri (HTI). Bahkan, HTI secara struktur lebih baik dalam konservasi keanekaragaman hayati daripada lahan pertanian.

Meskipun HTI dikelola secara monokultur alias ditanami tanaman sejenis.

“HTI punya keanekaragaman hayati yang lebih rendah. Akan tetapi, beberapa burung masih bisa hidup di HTI,” kata Sandy, dalam webinar yang diadakan Pusat Kajian Silvikultur Intensif Hutan Tropis Indonesia, belum lama ini.

Baca juga: Pesan Sri Sultan HB X dalam Peringatan UU Keistimewaan Yogyakarta