Aria Adiwijaya adalah Bupati yang Diinginkan Masyarakat Garut

3245

Baca juga: KAGAMA Manado Bagikan Masker Sekaligus Promosikan Jenis Kera Langka

Purwadi menambahkan, sang bupati juga pernah bertukar pikiran dengan Sultan Langkat dan Sultan Serdang—dua pimpinan kerajaan yang ada di Sumatera Utara.

Sejak dipimpin Aria Adiwijaya, Garut mengalami peningkatan kemakmuran, begitu pula dengan pelayanan publik yang semakin dekat dan merakyat.

Masyarakat Garut yang patuh dengan pemimpinnya selalu menjunjung tinggi aturan, hukum, dan norma sesuai prinsip kepantasan.

Hal ini bermuara pada keselarasan sosial di Kota Dodol yang konon dulu bernama Limbangan.

Sebagian sejarawan menyatakan bahwa pergantian nama dari Limbangan ke Garut adalah upaya untuk menjauhkan dari bencana dan malapetaka.

Baca juga: Ganjar Rangkul Semua Lapisan Masyarakat untuk Hadapi Pandemi Covid-19, Begini Strateginya

Bencana dan malapetaka seperti banjir sering terjadi sebelum Aria Adiwijaya memindahkan ibu kota ke Garut.

“Garut berasal dari dua kata, yaitu garis urut. Kata garis bermakna takdir, ketentuan, aturan, pedoman, pegangan, ukuran, pandangan, kehendak, batas,” ucap Purwadi.

“Kata urut memiliki makna beraturan, pantas, patut, serasi, selaras, seimbang,” pungkas dosen UNY kelahiran 1971 tersebut.

Aria Adiwijaya memungkasi amanahnya sebagai Bupati Garut pada 1831 dan digantikan oleh Adipati Aria Kusumadinata. (Ts/-Th)

Baca juga: 5 Langkah Nyata KAGAMA Balikpapan dalam Memerangi Wabah