Cerita Diaspora KAGAMA tentang Penerapan Normal Baru di Perguruan Tinggi Korea Selatan

279

Baca juga: KAGAMA Bali Gelar Pameran Seni Rupa sebagai Refleksi Masa Pandemi

Namun, dua bulan kemudian, Korea Selatan menghadapi gelombang kedua penularan Covid-19.

“Hal ini disebabkan karena banyaknya warga negara asing yang sedang cuti kerja atau kuliah berbondong-bondong datang ke Korea Selatan,” kata Rio.

Gelombang kedua itu berlangsung sejak 28 Mei 2020 sampai sekarang. Meskipun demikian, kat Rio, penularan masih terkontrol.

Penambahan kasus per hari hanya sekitar 50 orang. Kasus yang ditemukan sebagian besar merupakan imported case yaitu, orang-orang yang datang dari luar Korea Selatan.

Menurut Rio, penularan Covid-19 di Daegu tidak terlepas dari kasus penularan cukup tinggi di Gereja Sekte Sincheonji.

Baca juga: Kata Dubes Kenssy, Indonesia Berkesan bagi Warga Ceko yang Pernah Berkunjung

Kasus pertama di gereja ini merupakan kasus ke-31 di Korea Selatan, yang diduga melakukan kontak terhadap lebih dari seribu orang.

“Lebih dari 40 persen dari total jumlah kasus positif Covid-19 di Korea Selatan memiliki hubungan dengan klaster Gereja Sekte Sincheonji,” ungkap alumnus jurusan Bahasa Korea UGM angkatan 2004 itu.

Penerapan normal baru di Korea Selatan diawali dengan pembentukan tim khusus penanganan Covid-19 di level perguruan tinggi, termasuk di Kyungpook National University.

Diceritakan oleh Rio, tim penanganan dipimpin oleh Wakil Rektor dan di dalamnya ada beberapa divisi, di antaranya divisi penanganan dan penanggulangan, administrasi, dan akademik.

Ada pun berbagai kegiatan yang digelar terkait penanggulangan penyebaran Covid-19 di kampus, seperti menyediakan berbagai informasi terkait Covid-19, penggalangan dana untuk bantuan penanganan dalam bentuk beasiswa bagi mahasiswa terdampak Covid-19, serta menyediakan tempat karantina untuk mahasiswa asing.

Baca juga: Andi Mallarangeng Ingat Suguhan Sirup Asem Saat KASIOGAMA Adakan Pertemuan