Berdayakan Warga Terdampak Covid-19, KKN UGM Daring Kembangkan Agro-Edu-Wisata di Bantul

381
Prof. Agus Cahyono, menceritakan kegiatan KKN PPM UGM Unit YO-169 yang memberdayakan masyarakat terdampak Covid-19 di Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul. Foto: Agus
Prof. Agus Cahyono, menceritakan kegiatan KKN PPM UGM Unit YO-169 yang memberdayakan masyarakat terdampak Covid-19 di Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul. Foto: Agus

KAGAMA.C0, BANTUL – KKN PPM UGM Unit YO-169, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertema Program Pemberdayaan Masyarakat Terdampak Covid-19: Agro-Geo-Edu-Wisata Gunung Sewu GeoPark di Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul.

KKN ini secara khusus bertujuan mendukung Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Kemenristek Dikti yang telah direvitalisasi untuk adaptasi Covid-19.

Di bawah bimbingan DPL Prof. Dr. Cahyono Agus, KKN telah dilaksanakan sejak 29 Juni-18 Agustus 2020 dengan melibatkan 20 mahasiswa UGM.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan meliputi fasilitasi program daring bagi masyarakat, program Pencegahan dan Penaganan Covid-19.

Ada juga pengembangan Panti Asuhan dan Kawasan Sumur Abadi, Program Tri-Pusat Pendidikan, Kesehatan lingkungan dan masyarakat; Bakti Sosial, serta Pemberdayaan Masyarakat dan UMKM.

Mahasiswa KKN bekerja sama dengan KAGAMA Care yang mempunyai program canthelan sayuran yang disalurkan untuk warga terdampak Covid-19. Foto: Agus
Mahasiswa KKN bekerja sama dengan KAGAMA Care yang mempunyai program canthelan sayuran yang disalurkan untuk warga terdampak Covid-19. Foto: Agus

Baca juga: Apa Saja Kegiatan yang Ingin Dilakukan Masyarakat Saat Pembatasan Sosial Berakhir?

“Rehabilitasi mata air abadi di Sumur Den Bei dan Den Nganten yang terletak di kawasan gunung karst telah dilakukan.”

“Sebelumnya kawasan ini kerap mengalami bencana kekeringan. Berkat rehabilitasi mata air, kini ketersediaan air bersih bagi warga bisa terjamin,” jelas Agus kepada Kagama.

Petilasan sumur abadi ini, kata Agus, juga memiliki potensi wisata. Dapat dilihat dari ramainya kunjungan wisata religi, pesepeda, atau tirakatan.

Demikian juga perbaikan fasilitas panti asuhan telah dilaksanakan dengan baik. Perbaikan tersebut berupa pembenahan dinding, kamar, lantai, ruang pertemuan, listrik, air bersih, dan sebagainya.

“Kini panti asuhan menjadi layak untuk pusat kegiatan pengembangan permanen bagi anak asuh dan warga sekitarnya,” ujar Agus.

Baca juga: Berbagai Kerja Sama yang Harus Dikuatkan Lewat Hubungan Bilateral Indonesia-AS