Berbagai Kerja Sama yang Harus Dikuatkan Lewat Hubungan Bilateral Indonesia-AS

316
Diplomat KBRI Washington DC jebolan UGM, Muhammad Al Aula menceritakan perjalanan hubungan bilateral antara Indonesia dan AS yang berlangsung baik. Foto: Ist
Diplomat KBRI Washington DC jebolan UGM, Muhammad Al Aula menceritakan perjalanan hubungan bilateral antara Indonesia dan AS yang berlangsung baik. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Tepat pada tahun 2020, hubungan Indonesia dan Amerika Serikat memasuki usia yang ke-70 tahun.

Diplomat KBRI Washington DC, Muhammad Al Aula memberikan penjelasan singkat tentang perjalanan hubungan bilateral antara Indonesia dan AS.

Merunut dari sejarahnya, pada 28 Desember 1949, Presiden AS, Harry Truman mengeluarkan satu surat yang secara khusus memberikan tiga poin utama yang sangat penting bagi Indonesia.

Aula mengungkapkan, surat tersebut memuat pengakuan AS terhadap kedaulatan NKRI sebagai negara merdeka. Selanjutnya ada penghargaan juga kepada para pemimpin bangsa.

Penghargaan itu diberikan atas sikap kenegarawanan yang sangat tinggi ketika melakukan negosiasi dengan Belanda.

Baca juga: Cerita Diaspora KAGAMA tentang Penerapan Normal Baru di Perguruan Tinggi Korea Selatan

Dalam surat tersebut pula, AS menyatakan siap melakukan kerja sama dengan Indonesia, yang diwujudkan dengan pengiriman duta besar AS ke Indonesia.

“Pada 30 Desember 1949, untuk pertama kalinya duta besar AS menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Soekarno.”

“Kemudian surat ini dibalas dengan positif oleh Indonesia, dengan mengirimkan duta besar pertama dari Indonesia, Ali Sastroamidjojo yang menyerahkan surat keprcayaan kepada presiden pada 20 Februari 1950,” tutur Aula.

Hal tersebut Aula sampaikan dalam webinar bertajuk 70 Tahun Hubungan RI-AS: Evaluasi dan Proyeksi, yang digelar beberapa waktu lalu oleh PP KAGAMA dan KAGAMA Amerika.

Dalam rentang waktu 1950-1990-an, kata Aula, ada berbagai macam dinamika, baik dalam konteks regional dan multilateral, termasuk perang dingin yang mewarnai hubungan bilateral antara Indonesia dan AS.

Baca juga: Orang Indonesia Harus Berani Kuliah di Harvard