Ganjar Ajak RI-AS Berbagi Pengalaman Adaptasi Kebiasaan Baru untuk Hadapi Pandemi

142
Lewat diskusi mengenai hubungan RI dengan Amerika Serikat, Ganjar ingin semuanya berusaha menemukan kesetaraan-kesetaraan, yang membuka peluang kolaborasi antar negara di masa pandemi. Foto: Ist
Lewat diskusi mengenai hubungan RI dengan Amerika Serikat, Ganjar ingin semuanya berusaha menemukan kesetaraan-kesetaraan, yang membuka peluang kolaborasi antar negara di masa pandemi. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua PP KAGAMA, Ganjar Pranowo mengatakan, negara harus melakukan penataan ulang pada banyak aspek di masa pandemi.

“Kalau hari ini kita bicara politik kesehatan, maka yang harus disetting ulang banyak sekali.”

“Seperti penguatan SDM, SOP kesehatan yang perlu diperbaiki, serta ketergantungan kita terhadap negara lain terkait peralatan medis,” ungkapnya.

Hal tersebut Ganjar sampaikan dalam webinar bertajuk 70 Tahun Hubungan RI-AS: Evaluasi dan Proyeksi, yang digelar pada Minggu (8/8/2020) oleh PP KAGAMA dan KAGAMA Amerika.

Di samping itu, kata Ganjar, kita perlu memilah berbagai kepentingan yang kita ambil, termasuk menentukan kepentingan bangsa dan negara, serta memperjelas gambaran kepentingan nasional sebagai kepentingan utama.

Baca juga: Inovasi dan Penanaman Jiwa Entrepreneur, Kunci Penting Perguruan Tinggi Hadapi Pandemi

Menurut alumnus Fakultas Hukum UGM ini, penataan ulang saat pandemi Covid-19 merupakan momentum bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperbaiki keadaan.

Lewat diskusi mengenai hubungan RI dengan Amerika Serikat, Ganjar ingin semuanya berusaha menemukan kesetaraan-kesetaraan, yang membuka peluang kolaborasi antar negara di masa pandemi.

Harapannya kolaborasi yang dibangun turut membantu menyelesaikan persoalan.

“Selain itu, pastikan adakah hal-hal kemanusiaan yang kita letakkan di atas politik menjadi salah satu prioritas dalam relasi antar negara?”

“Harapannya dari relasi ini kita bisa menemukan solusi guna membangun politik ekonomi dalam mencegah jatuhnya ekonomi, serta politik kesehatan untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas kesehatan, termasuk pembuatan vaksin,” jelas pria asal Karanganyar, Jawa Tengah ini.

Baca juga: Perjalanan Panjang Hari Hardono Membangun Kelompok Usaha Beromzet Triliunan