Sikap Agile dalam Perilaku Penting untuk Membentuk Budaya Tatanan Baru

1492
Alumnus Fakultas Psikologi UGM angkatan 1984, Tri Yuli Adriana, menilai sikap agile penting dalam menghadapi perubahan tatanan baru akibat pandemi Covid-19. Foto: Ist
Alumnus Fakultas Psikologi UGM angkatan 1984, Tri Yuli Adriana, menilai sikap agile penting dalam menghadapi perubahan tatanan baru akibat pandemi Covid-19. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Wabah Covid-19 memberikan dampak perubahan yang sangat dramatis bagi sebagian besar orang.

Mayoritas orang merasakan perubahan itu dengan kekagetan yang luar biasa.

Namun, hal itu sebetulnya bisa disikapi dengan agile alias kelenturan sikap agar tidak kehilangan arah.

Pernyataan itu disampaikan oleh Tri Yuli Adriana dalam webinar UGM Talks, Sinergi KAGAMA dan UGM: Membangun Budaya Tatanan Baru Melalui Pengelolaan Perilaku, Minggu (12/7/2020).

Yuli melihat agility sebagai kemampuan seseorang untuk bisa mengubah arah dengan cepat, tanpa kehilangan keseimbangan.

Baca juga: KAGAMA Jatim Perkuat Jejaring Alumni untuk Membantu Masyarakat

“Hal ini seperti peselancar yang mencari ombak atau off-roader yang mencari jalanan yang bergelombang, tidak yang mulus,” kata Yuli.

“Nah, mudah-mudahan dalam melihat perubahan yang sekarang ini kita punya mental set yang sama dengan peselancar dan off-roader.”

“Mereka mempunyai agility, kelenturan dan kelincahan,” terang alumnus Fakultas Psikologi UGM angkatan 1984 tersebut.

Yuli menilai, ada dua kelompok orang kagetan yang muncul dalam menyikapi perubahan saat ini. Yakni kelompok kagetan pertama adalah gumuners (gumun: heran) dan gamers.

Menurutnya, dua kelompok itu sebetulnya sama-sama terpesona kala melihat ada yang berbeda.

Baca juga: Butuh Kontrol Secara Regulatif untuk Mengelola Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi