Guru Besar Fakultas Farmasi UGM: Kalung Eucalyptus Bukan Obat Utama Covid-19

807
Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Suwijiyo Pramono, DEA., Apt., menilai kalung eucalyptus belum terbuktti mampu menjadi anti virus corona. Foto: Kementan
Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Suwijiyo Pramono, DEA., Apt., menilai kalung eucalyptus belum terbuktti mampu menjadi anti virus corona. Foto: Kementan

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kementerian Pertanian (Kementan) memperkenalkan kalung eucalyptus sebagai anti virus corona, beberapa waktu lalu.

Produk tersebut diklaim mampu mengeluarkan senyawa aromaterapi yang dapat meredakan sesak napas serta membunuh virus influenza, beta corona, dan gamma corona.

Kemunculan kalung eucalyptus mengundang komentar dari Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Suwijiyo Pramono, DEA., Apt.

Pramono, sapaannya, tak menampik pernah ada penelitian yang menunjukkan bahwa eucalyptus mampu membunuh virus flu dan corona.

Namun, dia sangsi akan khasiatnya dalam menghadapi virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, yang jadi penyebab penyakit Covid-19.

Baca juga: Ganjar Berharap KAGAMA Pertanian Jawa Bagian Barat Jadi Garda Terdepan Kemandirian Pangan

“Virus corona SARS-CoV-2 ini kan baru. Dalam uji Kementan kemarin menggunakan virus itu atau bukan?” tutur Pramono.

“Andaipun sudah, kembali lagi kalau uji baru di tahap invitro, baru sebatas itu,” terang pakar herbal UGM ini.

Pramono menjelaskan, eucalyptus mengandung sejumlah zat aktif yang bermanfaat bagi tubuh.

Sebab, eucalyptus mengandung minyak atsiri yang di dalamnya terdapat senyawa 1,8 sineol.

Senyawa ini bersifat antibakteri, antivirus, dan ekspektoran untuk mengencerkan dahak.

Baca juga: Buka Konferensi Forum Rektor Indonesia, Presiden Joko Widodo Titip Empat Hal