Syawalan Daring KAGAMA Jadi Momentum Menggerakan Energi Positif dan Solutif Hadapi Pandemi COVID-19

750
Sekitar 1000 alumni UGM terdaftar mengikuti acara Syawalan KAGAMA se-Indonesia Raya, pada Minggu (31/05/2020), termasuk di dalamnya alumni UGM yang tersebar di 15 negara. Foto: Ist
Sekitar 1000 alumni UGM terdaftar mengikuti acara Syawalan KAGAMA se-Indonesia Raya, pada Minggu (31/05/2020), termasuk di dalamnya alumni UGM yang tersebar di 15 negara. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Sekitar 1000 alumni UGM terdaftar mengikuti acara Syawalan KAGAMA se-Indonesia Raya, pada Minggu (31/05/2020), termasuk di dalamnya alumni UGM yang tersebar di 15 negara.

Syawalan dihadiri jajaran Pengurus Pusat KAGAMA, Pengurus Pengcab, Pengda, maupun KAGAMA komunitas.

Ada juga para alumnus yang berasal dari Pengurus Kagama Cabang Luar Negeri seperti Kuwait, Arab Saudi, India, Inggris, Perancis, Jerman, Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan lainnya.

Syawalan KAGAMA ini diinisiasi oleh KAGAMA dan Universitas Gadjah Mada.

Ketua panitia acara, Sulastama Rahardja mengatakan, syawalan secara daring ini bisa menjadi ajang bagi alumni untuk berlatih menghadapi new normal.

Baca juga: Saran Bupati Kabupaten Puncak Alumnus UGM untuk Hadapi Kelangkaan Pangan: Kembali ke Tradisi Leluhur

Menggerakan Energi Positif dan Solutif

Dalam momen syawalan itu, Ketua Umum Pengurus Pusat KAGAMA, Ganjar Pranowo menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H dan mendoakan kesehatan para alumni UGM di seluruh dunia.

“Pada situasi seperti ini, sekiranya akan baik jika energi kita terus didorong untuk melakukan hal-hal yang positif dan solutif, agar bermanfaat bagi rakyat,” jelasnya.

Gubernur Jawa Tengah itu mengapresiasi langkah KAGAMA di masa pandemi ini yang sudah banyak menunjukkan kepedulian kepada masyarakat. Mulai dari pembagian APD hingga merumuskan solusi ketahanan pangan.

Dia mengajak semua alumnus untuk menjaga sinerginya. Sebab, saat ini negara sedang ditantang untuk menerapkan new normal, sehingga perlu dibahas bagaimana melakukan pemulihan di berbagai sektor.

“Kita terdiri dari berbagai macam suku, agama, budaya, dan partai politik. Saat ini, masyarakat sedang membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan berbagai masalah di masa pandemi.”

“Untuk itu, mari kita hilangkan sekat-sekat tersebut. Kemudian bersatu untuk menemukan solusi sesuai dengan keahlian dan kemampuan kita masing-masing,” tuturnya.

Baca juga: Alumnus FEB UGM Ini Sebut Industri Tekstil Indonesia Mampu Selamatkan Ekonomi dan Kesehatan di Masa Pandemi