Jaka Tingkir adalah Tokoh di Balik Penamaan Kabupaten Magelang

2173

Baca juga: Alumnus FEB UGM Ini Sebut Industri Tekstil Indonesia Mampu Selamatkan Ekonomi dan Kesehatan di Masa Pandemi

Kali Serang, yang bermata air di Gunung Merbabu, mengalur ke wilayah Semarang, Salatiga, Boyolali, Grobogan, Kudus, Demak, dan Jepara. Sambil menikmati perjalanan, Jaka Tingkir pun menghayati makna hidup.

Kata Purwadi, Jaka Tingkir atau Mas Karebet itu menyadari satu hal. Yakni Naga Baru Klinting yang pernah melingkari gunung di sana dengan ekor dan lidahnya.

“Kegiatan yang disebut tepung gelang inilah asal mula nama Magelang,” jelas Purwadi.

Konon, Naga Baru Klinting adalah cucu dari Ki Demang Taliwangsa. Naga Baru Klinting merupakan keris yang menjelma menjadi ular raksasa setelah dikandung oleh putri dari Ki Demang Taliwangsa.

Alasan Naga Baru Klinting melingkari gunung adalah ingin bertemu dengan sang ayah, yakni Ki Wanabaya, yang merupakan pemliki keris.

Baca juga: Pemerintah Gelontorkan Rp190 Triliun untuk Dukung Usaha Rakyat di Masa Pandemi

Namun, setelah bertemu, sang ayah memotong lidahnya untuk diubah menjadi tombak bernama Kiai Baru Klinting.

Kembali ke Jaka Tingkir, daerah yang sudah dia namai Magelang ini diserahkan kepada Ki Ageng Karotangan.

Pasalnya, Ki Ageng Karotangan adalah salah satu orang yang berjasa menjadikan Jaka Tingkir sebagai Raja Pajang.

Selain juga karena peran Ki Ageng Penjawi, Ki Ageng Pamanahan, dan Ki Ageng Juru Martani.

Sebelumnya, Jaka Tingkir mengabdi untuk Kesultanan Demak. Adapun Ki Ageng Karotangan adalah adik dari Ki Ageng Pamanahan.

 

Baca juga: Langkah OJK untuk Selamatkan Sektor Jasa Keuangan dan UMKM di Masa Pandemi

“Ki Ageng Karotangan sebagai ahli budaya, agama, seni, sastra, pertanian dan pemerintahan layak diberi tugas untuk membina wilayah Magelang,” tutur Purwadi.

“Untuk sementara pimpinan Magelang diserahkan kepada Adipati Mandaraka. Beliau anak Ki Ageng Karotangan yang lama diasuh oleh Ki Ageng Juru Martani,” terang Dosen Fakultas Bahasa dan Seni UNY ini.

Menurut Purwadi, Ki Ageng Juru Martani tidak punya anak. Sehingga, dia senang mengasuh kemenakan-kemenakannya.

Selain Adipati Mandaraka, tangan perintis Kesultanan Mataram ini mampu memoles sosok kenamaan lain.

Salah satunya adalah Ngabehi Loring Pasar atau Danang Sutawijaya. Dia adalah raja pertama Kesultanan Mataram yang kemudian bergelar Panembahan Senopati. (Ts/-Th)

Baca juga: KMHD UGM adalah Rumah Kedua yang Ingin Direnovasi Ade Agoes Kevin