Kata Puthut EA, Dunia Kepenulisan Itu Menegangkan

3412

Baca juga: Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19 Saat Lebaran, KEFEGAMA Sumut Bagikan Parsel Produk UMKM

Puthut lantas bercerita tentang proses pembentukan karakternya sebagai seorang penulis.

Pelajaran pertama yang didapat Puthut sebagai seorang penulis adalah menulis deskripsi. Hal itu seperti mendeskripsikan situasi.

“Bagi penulis, latihan di deskripsi harus kuat. Entah dipakai dalam kepenulisan atau tidak, itu urusan belakang,” ujar Puthut.

“Namun, dalam kepenulisan, deskripsi tidak boleh terlalu banyak karena itu menganggu pembaca untuk menikmati ruang pikirnya,” jelasnya.

Selain berlatih menulis deskripsi, seorang penulis bagi Puthut sangat wajar bila proses kreatifnya diawali dengan meniru.

Baca juga: Cerita Ketua KAGAMA Malang Saat Kuliah di Jurusan Sulit Sambil Jualan Handuk

Dia bertutur, sah-sah saja seseorang membaca karya-karya penulis lain.

Dalam hal ini, Puthut mengaku sering membaca karya-karya dari Pramoedya Ananta Toer, Wiji Tukul, Budi Darma, Kuntowijoyo, dan Seno Gumira.

Karena itu, Puthut lebih condong mengatakan bahwa menulis itu adalah keterampilan, bukan bakat.

“Kalau majunya cepat, berarti punya bakat,” ucap Puthut, bapak satu orang anak ini.

Kemudian, pria kelahiran 1977 tersebut menyebut tempat keramat penting bagi seorang penulis.

Baca juga: 250 Alumni UGM Persembahkan Konser Virtual ‘Ora Iso Mulih’ untuk Bantu Penanganan Covid-19