Solusi Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi dari Dosen Mikrobiologi Pertanian UGM

440
Dosen Mikrobiologi Pertanian UGM, Jaka Widada, Ph.D, menjelaskan konsep pertanian masa depan untuk menjaga ketahanan pangan di perkotaan. Foto: Ist
Dosen Mikrobiologi Pertanian UGM, Jaka Widada, Ph.D, menjelaskan konsep pertanian masa depan untuk menjaga ketahanan pangan di perkotaan. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Sonjo Angkringan Jogja mendatangkan Jaka Widada, Ph.D sebagai salah satu narasumber webinar beberapa waktu lalu.

Dosen Mikrobiologi UGM itu diminta untuk memaparkan penjelasan dalam diskusi bertema Menjaga Ketahanan Pangan di Perkotaan.

Jaka mengatakan, masa depan pertanian mengacu pada konsep small and smart.

Artinya, tidak butuh lahan besar, tetapi pintar dalam memanfaatkannya.

Pertanyaannya, bagaimana bisa memproduksi dalam jumlah besar dan risiko kegagalan rendah, padahal di lahan yang kecil?

Baca juga: Dulu Jadi Penjaga Malam, Lulusan Hukum UGM Ini Ubah Nasibnya Hingga Jadi Anggota DPRD DIY

Menurut Jaka, jawabannya adalah dengan teknologi. Belanda dan Israel adalah contohnya.

“Belanda adalah negara nomor dua pengekspor pangan terbesar di dunia setelah Amerika Serikat,” kata Jaka.

“Luasan lahan Belanda kecil, tetapi mampu menjadi runner-up. Itu artinya, mereka sudah menerapkan sistem pertanian modern, yakni small and smart,” terangnya.

Sementara itu, kata Jaka, Israel sudah bisa menangkap air di udara.

Bagi alumnus Mikrobiologi Pertanian UGM angkatan 1986 ini, yang terpenting dalam pertanian adalah ketercukupan air dan nutrisi terhadap tanaman.

Baca juga: Indonesia Perlu Cegah Trade Off dan Susun Rencana Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19