Indonesia Perlu Cegah Trade Off dan Susun Rencana Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19

637
Ketua Bidang Fasilitasi Alumni UGM, Pengurus Pusat KAGAMA, Bambang E. Marsono mengatakan, penting bagi pelaku usaha untuk membuat strategi mempertahankan bisnis di tengah pandemi Covid-19. Foto: Ist
Ketua Bidang Fasilitasi Alumni UGM, Pengurus Pusat KAGAMA, Bambang E. Marsono mengatakan, penting bagi pelaku usaha untuk membuat strategi mempertahankan bisnis di tengah pandemi Covid-19. Foto: Ist

KAGAMA.CO, JAKARTA – Hampir seluruh negara di dunia terdampak covid-19. Bahkan cakupan pengaruhnya hampir seluruh aspek, meliputi kesehatan, ekonomi, sosial, ketahanan pangan, dan sebagainya.

Ketua Bidang Fasilitasi Alumni UGM, Pengurus Pusat KAGAMA, Bambang E. Marsono mengatakan, dari sisi waktu tidak diketahui seberapa lama masa pandemi ini berlangsung dan tingkat risiko ke depannya.

“Menjadi penting bagi pelaku usaha untuk membuat strategi mempertahankan bisnis di tengah pandemi Covid-19, sekaligus action plan pasca pandemi,” tuturnya.

Hal ini dia sampaikan dalam seminar KAGAMA Inkubasi Bisnis IX yang bertajuk Business Survival “Memperkokoh Daya Tahan Usaha untuk Kelangsungan Bisnis dalam Situasi Pandemi Covid-19, pada Sabtu (16/05/2020) secara daring.

Acara diikuti lebih dari 400 peserta dari seluruh Indonesia. Bertindak sebagai keynote speaker, Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan RI/Waketum PP KAGAMA.

Baca juga: UMKM Perlu Kuasai Teknologi untuk Hadapi Masalah Ekonomi di Masa Pandemi

Narasumber yang hadir yaitu Rahmat Hidayat, Dosen Fakultas Psikologi UGM dan co-Founder RETA Consulting Indonesia; Silih Agung Waseso, Konsultan Revenue Branding; dan Amalia Prabowo, Direktur GETI eCommerce Entrepreneur Incubator, dengan moderator Aji Erlangga, Kadep Peningkatan Kompetensi Alumni UGM.

Bambang, yang menamatkan studinya di Teknik Sipil UGM itu mengatakan, salah satu masalah besarnya yaitu kekhawatiran terjadinya trade off antara kesehatan dan ekonomi.

Ketika negara melakukan PSBB dalam waktu lama, maka masyarakat akan semakin sehat dan mengurangi risiko terancam Covid-19. Namun, di sisi lain ada potensi ekonomi akan semakin lumpuh.

“Harus ada upaya untuk menyeimbangkan dua aspek tersebut. Dalam hal ini, pelaku bisnis bisa bertahan hidup secara individual, begitu pula di level korporasi. Di samping manusianya sehat, perusahaan juga mampu bertahan,” terangnya.

Baca juga: Yayasan Peduli Hutan Indonesia Bentukan Rimbawan KAGAMA Gelar Rapat Virtual