Penyelesaian Pembangunan RS Akademik UGM Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

190
Penyelesaian pengerjaan plafon RS Akademik UGM, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya kontraktor untuk menggunakan produk dalam negeri dalam pengerjaan rumah sakit ini. Foto: Kementerian PUPR
Penyelesaian pengerjaan plafon RS Akademik UGM, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan pentingnya kontraktor untuk menggunakan produk dalam negeri dalam pengerjaan rumah sakit ini. Foto: Kementerian PUPR

KAGAMA.CO, JAKARTA – Penyelesaian pembangunan Rumah Sakit (RS) Akademik Universitas Gajah Mada (UGM) sebagai RS rujukan penanganan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah mencapai 60 persen dan diharapkan rampung sebelum Lebaran Idul Fitri tahun 2020 nanti.

Hal itu disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin (11/5/2020).

Menurutnya, penyelesaian RS Akademik UGM tersebut merupakan bagian dari refocusing kegiatan Kementerian PUPR sebesar Rp1,829 triliun untuk mendukung percepatan penanganan Covid-19.

“Saat ini progres penyelesaian pembangunan secara keseluruhan mencapai 60 persen dan diharapkan dapat rampung sebelum Lebaran Idul Fitri tahun 2020 nanti,” tutur Menteri Basuki.

Baca juga: Soal Penawar Covid-19, Guru Besar Farmasi UGM: Tidak Mudah Suatu Obat Baru Sampai ke Tangan Konsumen

RS Akademik UGM sudah sempat dibangun namun terhenti pada tahun 2010 dengan progres saat itu 75 persen.

Kini Kementerian PUPR tengah melanjutkan penyelesaian pembangunan RS Akademik UGM yang dilaksanakan sejak 20 April 2020.

Menteri Basuki mengatakan, berdasarkan hasil penilaian teknis Balitbang PUPR, secara struktur gedung RS masih baik dan bisa dipakai.

“Dengan demikian, penyelesaian RS ini tidak memakan waktu terlalu lama karena kita menggunakan sistem moduler sehingga tinggal pemasangan saja.

“RS tersebut terdiri dari dua gedung masing-masing terdiri dari lima lantai dengan luas seluruhnya sekitar 8.600 m2,” ungkapnya.

RS Akademik UGM memiliki kapasitas total sebanyak 107 tempat tidur dengan rincian 80 tempat tidur rawat inap, dua tempat tidur ruang tindakan dan 25 tempat tidur ruang isolasi.

Gedung Yudhistira dengan luas 4.177 m2 memiliki kapasitas 38 tempat tidur.

Gedung Arjuna dengan luas 4.505 m2 memiliki kapasitas 69 tempat tidur.

Pembangunan lanjutan RS Akademik UGM dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Badan Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi DIY dengan kontraktor PT Adhi Karya dan Manajemen Konstruksi PT Virama Karya.

Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal elektrikal dan plumbing.

Pekerjaan perbaikan struktur berupa pekerjaan screed beton (lapisan halus di atas beton/plester), perkuatan baja, dan perbaikan membran.

Pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing meliputi pekerjaan kabel tray, pipa conduit, hidran, instalasi air minum, dan listrik.

Baca juga: Mencegah Terjadinya KDRT Selama Isolasi Diri di Masa Pandemi Covid-19

Perkiraan anggaran penyelesaian pembangunan rumah sakit ini Rp66,8 miliar.

Menteri Basuki menekankan pentingnya kontraktor untuk menggunakan produk dalam negeri dalam pengerjaan rumah sakit ini.

Selain itu, dia juga mengingatkan untuk menjaga kerapihan dan keselamatan kerja, termasuk bagi 300 pekerja yang terlibat.

Penyelesaian pembangunan RS Akademik UGM dilaksanakan sesuai Protokol Pencegahan Covid-19, seperti menjaga jarak fisik, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan serta Instruksi Menteri PUPR No 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. (Josep)