Pengalaman Budi Setiyono di Perhutani: Rumahnya Pernah Dirusak Usai Tangkap Pencuri Kayu

2596

Baca juga: Wujud Solidaritas dan Toleransi KAGAMA Bali di Tengah Pandemi

“Pos Perhutani, Kantor Perhutani, Rumah Dinas, termasuk rumah saya dirusak.”

“Padahal, anak saya yang paling kecil baru berumur selapanan (35 hari),” katanya berkisah.

Keberuntungan tak dinyana masih menaungi Udhiek. Pasalnya, kabar perusakan yang dilakukan sejumlah oknum warga bocor. Sehingga, ada seseorang yang memberikan kabar itu kepadanya.

“Saya kosongkan dulu rumah (dinas) saya dan saya ungsikan ke rumah orang tua saya. Kebetulan rumah orang tua Saya di Randublatung juga,” kata Udhiek.

“(Perabotan) ruang tamu rumah dinas Saya rusak semua,” lanjutnya.

Kisah menegangkan Udhiek ternyata tidak selesai di Blora. Ketegangan bahkan berlipat ketika dia dipindahtugaskan ke Madiun beberapa tahun selanjutnya.

Waktu itu, Udhiek selaku Administratur Perhutani Unit Madiun, meminta bantuan dari kepolisian setempat untuk melakukan patroli di kawasan hutan.

Baca juga: Mengenang Prof. Hermien Kusmayati, Pengkaji Sastra dan Koreografer Alumnus UGM yang Keibuan

Pihak Kepolisian Resor Madiun lantas mengirimkan personel bintara-nya yang baru selesai pendidikan.

Celakanya, personel yang dikirim melakukan penembakan berujung maut setelah menjumpai pencuri kayu.

“Setelah (tersangka-red) meninggal dan diotopsi di rumah sakit, warga sudah tak mau tahu apa penyebabnya,” ujar Udhiek.

“Yang mereka tahu hanyalah ada warganya yang meninggal. Setelah itu, tiga rumah Pak Mantri Hutan (Kepala Resor Polisi Hutan) dibakar semua seisinya,” kenangnya.

Rasa takut pun mengisi perasaan Udhiek saat mendatangi rumah duka bersama Kepala Kepolisian Wilayah Madiun.

“Saya memberikan uang duka dengan rasa takut,” kata Udhiek.

“Jangan-jangan nanti membikin masalah dengan saya karena saya adalah pimpinan Perhutani di sana. Hal seperti itu berat,” sambungnya.

Udhiek sadar, tugas untuk mengamankan hutan memang berat. Yakni dalam melakukan pemeriksaan, penggeledahan, hingga penangkapan.

Namun, dia mengaku bahwa tugas-tugas tersebut dapat dia jalani berkat bekal yang diperoleh dari Satmenwa UGM. (Ts/-Th)

Baca juga: Kolam Lele ala Ketua RT KAGAMA Balikpapan Jadi Solusi Ketahanan Pangan Masa Pandemi