Psikiater UGM: Puasa Bisa Redakan Stres

878
Psikiater UGM, dr. Ronny Tri Wirasto, Sp. Kj., mengungkap satu manfaat dari menunaikan ibadah puasa. Foto: Rumah Sakit Jogja
Psikiater UGM, dr. Ronny Tri Wirasto, Sp. Kj., mengungkap satu manfaat dari menunaikan ibadah puasa. Foto: Rumah Sakit Jogja

KAGAMA.CO. BULAKSUMUR – Psikiater UGM, dr. Ronny Tri Wirasto, Sp. Kj., mengungkap satu manfaat dari menunaikan ibadah puasa.

Usut punya usut, ibadah yang dilakukan dengan menahan lapar, dahaga, serta hawa nafsu ini mampu meredakan stres.

Ronny, yang juga merupakan Kaprodi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM berujar bahwa penyebab redanya stress ini tak lain karena pengaturan makan.

Tak hanya dari segi pola, asupan makanan juga turut diatur sehingga memengaruhi cara pikir.

“Ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa mengurangi kadar makan, termasuk asupan karbohidrat, lemak, dan lainnya dalam beberapa pekan bisa meningkatkan kemampuan dalam berpikir,” ujar Ronny, belum lama ini.

Baca juga: Boleh Konsumsi Mi Instan dan Frozen Food Selama Puasa, Asalkan…

“Kemampuan dalam berpikir ini merupakan salah satu cara manusia mengenali stres. Dengan kemampuan berpikir yang baik, emosi lebih cepat terkendali,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ronny mengungkap kala berpuasa, ada satu hormon berkaitan dengan strss yang bisa dikontrol. Yakni hormon kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal.

Meningkatnya hormon kortisol yang tidak sesuai dengan kebutuhan, menurut Ronny, akan membuat manusia mudah marah.

Hal ini disebabkan ambang seseorang yang lebih rendah, sehingga mudah terpapar.

Selain itu, alumnus FKKMK tahun 1993 ini berujar bahwa hormon kortisol yang berlebih bisa memengaruhi makrofag sehingga menurunkan imunitas.

Namun, produksi hormon ini dapat disiasati dengan mengatur konsumsi protein. Bila asupan protein bisa diatur, maka hormon juga lebih teratur.

“Jadi yang tadinya hormonnya dinamis, bisa ditekan secara tidak langsung menjadi tenang,” ujar Ronny. (Ez/-Th)

Baca juga: Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia yang Jadi Politikus Bandel di Masa Muda