Ketua KAGAMA Sukoharjo Jelaskan Langkah yang Harus Diambil Pemerintah untuk Pulihkan Ekonomi Pasca Corona

1339
Ketua KAGAMA Sukoharjo, Prof. Darsono, berbicara mengenai kondisi perekonomian di Solo Raya pasca wabah Corona. Foto: UNS
Ketua KAGAMA Sukoharjo, Prof. Darsono, berbicara mengenai kondisi perekonomian di Solo Raya pasca wabah Corona. Foto: UNS

KAGAMA.CO, SURAKARTA – Ketua KAGAMA Sukoharjo, Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si., jadi salah satu pembicara dalam webinar (web seminar) yang diadakan oleh BEM UNS beberapa waktu lalu.

Guru Besar Agribisnis Fakultas Pertanian UNS itu membicarakan masalah Dampak Covid-19 terhadap UMKM di Indonesia, khususnya di Solo Raya.

Darsono mengatakan pandemi Covid-19 bak terpaan tsunami tahap awal yang menerpa pantai peradaban manusia.

Namun, setelah ini, kata dia, akan ada terpaan gelombang tsunami yang kedua sebagai dampak ikutan.

Hal itu adalah krisis yang salah satunya terjadi di bidang perekonomian.

“Terpaan covid-19 berbeda dengan krisis-krisi masa lalu,” kata Darsono.

“Krisis masa lalu bisa diselesaikan dengan batas-batas jelas antara kawasan negara bangsa dan kampung. Hal itu bisa dilimitasi dan bisa dizonasi,” jelasnya.

Baca juga: Kata Ekonom UGM Soal Pendemi Covid-19 yang Sebabkan Disrupsi Global

Bagi Darsono, penyelesaian masalah pasca Covid-19 berimplikasi pada hubungan manusia sebagai makhluk sosial. Apalagi, setelah kebijakan pembatasan fisik diberlakukan.

Kata dia, hal ini menyebabkan sebuah kejutan karena rantai pasok kehidupan juga ikut terhenti.

Termasuk di dalamnya aneka rupa transaksi yang menyangkut rantai pasok produksi dan konsumsi.

Karena itu, sektor UMKM menjadi sangat riskan. Padahal, menurut Darsono, perekonomian di Indonesia 90 persennya disokong oleh UMKM.

“Secara demografi, sektor ini menyerap tenaga kerja yang cukup besar dibanding sektor-sektor lain,” ucap Darsono.

“Keterputusan pasok rantai di UMKM akan mengakibatkan PHK, pengangguran, dan kemiskinan,” terangnya.

Darsono mengatakan, sebelum ada wabah Covid-19, UMKM di Solo Raya mampu tumbuh 10 persen.

Baca juga: 6 Kebijakan Ekonomi untuk Atasi Pandemi Covid-19