Prof. Soekanto Reksohadiprojo dalam Memori: Tentang Kebijaksanaan, Kecerdasan dan Humanisme

1211
Kepergian Rektor ke-10 UGM, Prof. Soekanto Reksohadiprodjo, meninggalkan sebuah kisah syarat makna kehidupan. Foto: Humas UGM
Kepergian Rektor ke-10 UGM, Prof. Soekanto Reksohadiprodjo, meninggalkan sebuah kisah syarat makna kehidupan. Foto: Humas UGM

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Awan tebal seolah menggelayuti langit UGM pada Jumat (10/4/2020) lalu.

Hari itu, seluruh keluarga besar UGM larut dalam duka kepergian Prof. Dr. Soekanto H Reksohadiprodjo, M.Com untuk selama-lamanya.

Rektor ke-10 UGM (1994-1998) itu meninggal di RS. Panti Rapih, Jogja, tepat pukul 06.53 WIB dalam usia 79 tahun.

Almarhum Pak Kanto, yang lahir 4 November 1940 di Semarang, meninggalkan rekam jejak pengabdian selama 57 tahun di UGM.

Tentu saja, dalam waktu lebih dari setengah abad itu, laku hidup Pak Kanto jadi salah satu pengisi lembar memori para murid dan kolega.

Salah satu cerita tentang Guru Besar FEB (Fakultas Ekonomika dan Bisnis) UGM itu coba diungkap oleh dosen Departemen Akuntansi dan Magister Manajemen, Setiyono Miharjo, Ph.D. kepada Kagama.

Setiyono menyatakan bahwa cerita yang dia miliki mengenai Pak Kanto berasal dari tiga guru dan seniornya.

Mereka yakni Prof. Bambang Sudibyo, Prof. Abdul Halim, dan Prof. Agus Sartono.

Amarhum turut berkiprah membangun bangsa di tingkat nasional. Foto: Ist
Amarhum turut berkiprah membangun bangsa di tingkat nasional. Foto: Ist

Baca juga: Apoteker Alumnus UGM Beberkan Jenis Sabun yang Cocok untuk Basmi Virus Corona

Cerita dari Bambang Sudibyo (Pak Bambang): Kebijaksanaan

Dituturkan Setiyono, Pak Bambang pernah memohon kepada Pak Kanto untuk membangun gedung kampus baru program Magister Manajemen (MM) UGM.

Kala itu, Pak Bambang adalah selaku direktur MM UGM dan Pak Kanto tengah menjadi rektor UGM.

Pembahasan pun langsung dilakukan Pak Kanto dengan Kepala Bidang Perencanaan UGM kala itu Ir. Soewandi Indanoe, M.Sc (almarhum Pak Wandi, Dosen Arsitektur UGM).

“Beliau bercerita, waktu itu, Pak Wandi, menyarankan kepada Pak Kanto agar memberikan tanah yang sayangnya terhitung cukup sempit,” tutur Setiyono.

Namun, sang rektor tidak mengiyakan ide Pak Wandi tersebut. Pak Kanto kemudian bertanya tentang bidang tanah lain kepada Pak Wandi.

“Itu bekas kampus Teknik Arsitektur UGM untuk apa?” kata Pak Kanto.

Pertanyaan dari Pak Kanto itu muncul karena Departemen Arsitektur telah dipindahkan ke gedung baru di dekat RSUP Dr. Sardjito, sebelah barat kampus UGM.

Baca juga: Prof. Soekanto Reksohadiprodjo Berpulang, UGM Kehilangan Figur Pemimpin yang Humble dan Dermawan